Rangkaian kegiatan Apresiasi dan Pemutaran Film terus berlanjut. Setelah kegiatan apresiasi, para tamu yang hadir diperkenankan untuk bersama-sama menonton film “Guru Bangsa Tjokroaminoto”. Film yang disutradarai oleh Garin Nugroho seketika menyulap tamu yang hadir untuk terus menyaksikan film tersebut. Suasana gelap layaknya dibioskop semakin menambah antusias para tamu yang hadir untuk duduk manis menyaksikan film berdurasi 160 menit ini.
Antusias para tamu yang hadir tidak hanya saat menonton film tersebut, namun juga saat diadakan sesi diskusi yang adakan untuk membahas film Guru Bangsa Tjokroaminoto. Diskusi ini dimoderatori oleh Bayu Widagdo, staf pengajar Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro. Mukhlis Paeni (Ketua Umum Masyarakat Sejarawan Indonesia) dan Ade Syam (terlibat langsung dalam film Guru Bangsa Tjokroaminoto) turut hadir sebagai pembahas dalam diskusi.
Ade Syam menjelaskan proses pembuatan film ini. “Pada awalnya kami melalukan FGD dan riset terlebih dahulu. Hasil riset menyebutkan bahwa 90% orang mengetahui Tjokroaminoto adalah sebuah nama jalan”, tutur beliau dengan disambut tawa para tamu yang hadir. Beliau juga menyebutkan bahwa mengetahui target pasar merupakan hal yang penting dan pada akhirnya kami dapat membuat karya ini dengan baik dengan target pasarnya yang sangat mendukung. Ade Syam juga menuturkan harapannya terhadap generasi muda. “Film ini tentu dapat menambah pengetahuan baru bagi siapa pun terutama anak muda. Saya berharap mahasiswa broadcast suatu saat nanti juga bisa membuat film sejarah seperti ini”, tutupnya.
Mukhlis Paeni juga menuturkan pendapatnya mengenai film Guru Bangsa Tjokroaminoto. “Tjokroaminoto mengenalkan siapa dirinya, memberikan pendidikan terhadap bangsa terutama kepada tokoh politik yang muncul sekarang”, ujarnya. Mukhlis juga menyebutkan bahwa dalam film ini, Garin Nugroho ingin memperlihatkan bahwa bibit yang baik akan menjadikan sosok pemimpin yang baik pula.
Kekaguman Mukhlis Paeni terhadap sosok Tjokroaminoto sungguh besar karena Tjokroaminoto merupakan sumber mata air yang melahirkan kebaikan. Melahirkan tokoh hebat seperti Soekarno. Beliau menuturkan bahwa pencapaian bangsa Indonesia adalah hal yang tidak mudah. Tjokroaminoto tidak hanya memiliki dimensi dari sisi politik namun juga dari dimensi sosial dan kemanusiaan. “Film ini memiliki pelajaran sejarah yang baik. Film sebagai media yang baik dalam menerimanya di sanubari, melihatnya, mendengarnya, hingga diresapi di otak kita”, jelasnya.