Mendirikan Boedi Oetomo, 9 Pelajar STOVIA ini Menggetarkan Sendi-Sendi Penjajahan Kolonial Belanda

0
6638

STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen) atau Sekolah Dokter Bumi Putera, menjadi tempat berkumpulnya pemuda pribumi yang cerdas dan kreatif, karena untuk menjadi pelajar STOVIA melalui serangkaian ujian yang sangat selektif. Mereka yang diterima menjadi pelajar STOVIA harus tinggal dalam asrama berdasarkan tingkat kelasnya yang memiliki peraturan sangat ketat, sehingga penghuninya dituntut untuk hidup disiplin dan bertanggung jawab. Dalam satu ruangan asrama diisi oleh para siswa dari berbagai suku bangsa

Kehidupan dalam asrama STOVIA yang penuh dengan suka dan duka menimbulkan rasa persaudaraan diantara sesama penghuninya, karena interaksi yang terjalin secara rutin dalam suatu tempat dan dalam waktu yang lama akan memunculkan rasa kebersamaan. Perbedaan suku, bahasa, agama dan budaya yang ada dalam diri pelajar STOVIA melebur menjadi kesadaran akan persamaan nasib yang kemudian terus berkembang menjadi kesadaran bersama sebagai satu bangsa.

Kesadaran sebagai satu bangsa inilah yang membuat sebagian pelajar STOVIA memilih untuk bersikap radikal terhadap pemerintah kolonial meskipun resiko yang harus ditanggungnya cukup besar. Pelajar STOVIA mulai merumuskan bentuk perjuangan baru untuk membebaskan masyarakat dari penderitaan, karena perjuangan yang dilakukan selama ini masih mengalami kegagalan.

Perjuangan dengan menggunakan kekuatan pemikiran dinilai sebagai cara baru yang tepat untuk mengusir penjajahan, karena perjuangan yang dilakukan bisa berkesinambungan dan tidak bergantung pada satu orang pemimpin. Tanggal 20 Mei 1908 pelajar STOVIA dibawah pimpinan Soetomo mendirikan organisasi Budi Utomo sebagai wadah perjuangan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

Kelahiran Boedi Oetomo dianggap sebagai sebuah keajaiban, masyarakat pribumi yang selama ini dianggap terbelakang mampu merumuskan bentuk perjuangan baru yang mampu menggentarkan sendi-sendi sistem pemerintahan kolonial yang sudah sangat mapan. Soetomo, Soeleman, Soewarno, Goenawan Mangoenkoesoemo, Angka Prodjosoedirdjo, M. Soewarno, Muhamad Saleh, Soeradji dan Goembreg, merupakan sembilan orang pelajar STOVIA dengan usia muda yang mampu membuat gempar pemerintah kolonial.