Diskusi Bulanan “Konservasi Gedung Bersejarah”

0
1056

Kamis, 23 Oktober 2014. Museum Kebangkitan Nasional kembali menyelenggarakan acara diskusi bulanan. Kali ini topik yang dipilih adalah Konservasi Gedung Bersejarah, dengan pembicara Junus Satrio Atmodjo dan Sunarno.

Menurut Junus, konservasi adalah tindakan untuk memperlambat proses pelapukan, bukan menghentikannya. Kondisi objeknya sendiri dipengaruhi oleh faktor usia, kerapuhan bahan, pengaruh lingkungan, dan tindakan manusia. “Mengingat tujuan dari konservasi adalah memperlambat proses pelapukan, maka sejak awal perlu dimengerti bahwa perubahan tetap terjadi namun membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan bila tidak dilakukan tindakan pencegahan,” kata Junus.

Konservasi juga berhubungan dengan keaslian terkait dengan nilai-nilai dan informasi yang menjadi bawaan dari objek, selain aspek fisik yang dipertahankan. Keaslian bahan, susunan, pola, teknologi, dan cara pengerjaan yang menjadi ciri objek, menurut Junus, perlu dijaga supaya proses konservasi tidak menghasilkan hal-hal baru yang berbeda.

Sementara itu Sunarno mengemukakan, dalam konservasi bangunan bersejarah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu jenis bahan komponen bangunan, jenis penyakit dan bentuk kerusakan komponen bangunan, faktor-faktor penyebab kerusakan komponen bangunan, administrasi konservasi bangunan, dan teknik konservasi bangunan.

“Beberapa tahap perlakuan yang dikenakan dalam pelaksanaan perawatan dan pengawetan adalah pengamatan keadaan komponen bangunan dan identifikasi penyakit, pembersihan secara mekanik, pembersihan secara kimiawi, pencucian, pengeringan, restorasi, pengawetan, dan pelapisan,” kata Sunarno.

Diskusi dibuka oleh Kepala Museum Kebangkitan Nasional R. Tjahjopurnomo dan dipandu oleh Luthfi Asiarto. Peserta yang hadir adalah perwakilan museum, komunitas museum, dan pemerhati sejarah.