Angka Prodjosoedirdjo

0
8950

Angka Prodiosoedirdio

 

Dokter Angka lahir Selasa Kliwon 13 Desember 1987 Ayahnya bemama Prodjodiwirjo yang pada waktu itu menjabat sebagai asisten wedana (camat) di Madukara, Banyumas. Pada masa kanak-kanak dia dititipkan pada orangtua ibunya yaitu eyang R Santadiredja, patih Banyumas dan bersekolah di Holland Indische School (HIS) selama tujuh tahun. Karena prestasinya bagus Angka melanjutkan sekolah ke Hoogere Burger School (HBS) selama lima tahun. Kemudian melanjutkan sekolah pendidikan dokter bumiputera di STOVIA. Tidak ban yak referensi atau sumber yang dapat mengungkap riwayat hidup dr. Angka yang semasa hidupnya selalu mengabdikan diri sebagai dokter rakyat dan pendidik. Akhimya sebuah riwayat hidup singkat dapat diperoleh dari biodata yang dibuat sendiri oleh putri dr Angka, yaitu Ny Soeharti Partana, di Purwokerto 6 April 2008.

Cenderamata Kuku Macan

Angka masuk di STOVIA pada 4 Januari 1904. Berangkat dari kota kecil di Jawa Tengah, Angka mampu beradaptasi dengan lingkungn baru di STOVIA. Pertemuan dengan teman- teman lain kelasnya, sering berdiskusi ten tang kondisi bangsa, saat malam hari atau kala istirahat., membuat kepekaan sosial Angka bertambah tinggi. Pada 20 Mei 1908 bersama Soetomo dan kawan- kawannya, turut aktif dalam perkumpulan Boedi Oetomo sebagai salah satu pendirinya. Angka dipilih menjadi bendahara Boedi Oetomo. Bersifat pendiam dan hati-hati sehingga cocok perannya sebagai bendahara.

Pada 30 Juli 1912 ia menamatkan pendidikan STOVIA dengan predikat cumlaude. Atas prestasinya itu ia menerima cenderamata dari STOVIA berupa jam saku berantai dengan gantungan terbuat dari emas, dan kuku macan. Sekarang benda tersebut disimpan oleh cucunya di Jakarta. Dr Angka menikah dengan RA. Soedijah, puteri bapak/ ibu R. Poerwosoedirdjo pegawai suikerfabriek (pabrik gula) Kalibagor, Banyumas, dan dikaruniai tujuh anak, yaitu Soeprapti, Soekartini, Achmad Soeprapto, Maryani, Soeparti, Soejati, dan Soeharti. Pada saat riwayat hidup ini ditulis masih ada dua putri Dr. Angka yang dikaruniai panjang umur yaitu Ny Soejati Iman Soepojo, berusia 85 tahun tinggal di Depok. Ny Soeharti Partana berusia 78 tahun tinggal di Purwokerto. Jumlah cucu Dr. Angka sebanyak 14 orang, terdiri tujuh laki-laki dan tujuh perempuan.

Apotek Dwiwarna

Setelah pensiun untuk kedua kalinya Dr. Angka beserta beberapa dokter di Purwokerto mendirikan usaha berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang farmasi. Berdirilah apotek Dwiwama pada Oktober 1949 di paviliun rumah kediamannya di J1. Jend Gatot Subroto 36 Purwokerto. Dr Angka bertindak sebagai supervisor dibantu seorang asisten apoteker dan beberapa pembantunya. Apotek Sang Dwiwama adalah apotek pertama di Purwokerto yang berdiri setelah Proklamasi Kemerdekaan RI. Di tahun-tahun selanjutnya karena satu persatu pindah dari Purwokerto, para pemegang saham menarik sahamnya. Akhimya pada tahun 1970 apotek tersebut dijual kepada pengusaha apotek lain. Dr Angka dengan kepajangan nama Prodjosoedirdjo pernah ditugaskan sebagai dokter pemerintah di berbagai tempat seperti Semarang, Sawahlunto (Sumatera), Bogor, Purbalingga, Brebes, Pemalang, Kendal, Banyumas,dan Purwokerto. Tahun 1935 ia menangani pemberantasan penyakit frambosia di Pemalang. Dan tahun 1954 penyakit malaria di Cilacap bersama Unicef, disertai dokter-dokter dari Rusia, Filipina, dan India.

Menolak Tunjangan

. Dr Angka pemah diminta oleh pemerintah untuk menandatangani surat pemyataan pengakuan sebagai perintis kemerdekaan untuk mendapatkan tunjangan, tetapi menolak dengan jawaban bahwa jasa-jasanya merupakan kewajiban dan tanggung jawabnya kepada pemerintah beserta rakyat Indonesia tanpa mengharapkan imbalan apapun “Saya merasa kecil dan tidak ikut berjasa … ” tutur Dr Angka bersahaja. Semasa hidupnya Dr Angka mengabdikan diri sebagai dokter dan juga sebagai pendidik. Dalam usia 85 tahun ia masih tetap melakukan tug as kemanusiaan. “Segala pilkiran dan tenaga ditumpahkan untuk mengangkat derajad kesejahteraan rakyat dengan jalan menyembuhkan mereka yang sakit, memberantas penyakit rakyat (malaria dan frambosia)

Pada saat kepemimpinan Bupati Banyumas Poedjadi Djaring Bandajuda, setiap tanggal 20 Mei bupati beserta rombongan, sekitar 20 orang, selalu mengunjungi kediaman Dr. Angka untuk bersilaturahmi. Kunjungan yang dilakukan setiap tanggal 20 Mei ini dilakukan hingga tiga kali. Penghargaan lain dari pemerintah adalah pemakaian nama Dr Angka sebagai nama jalan yang melintasi rumah sakit lama di kota Purwokerto.

Pada tahun 1967 Dr. Angka menyempatkan diri memberikan kesaksian hidup tentang pendirian Boedi Oetomo 1908. Dengan membuat surat tertulis. Menjawab surat dari Prof Sardjito yang mengatakan bahwa Boedi Oetomo didirikan oleh pelajar-pelajar STOVIA sesuai kejadian yang beliau saksikan pada tanggal20 Mei 1908. Dr Angka meninggal dunia di Purwokerto pada tahun 1975 dalam usia 88 tahun, dan dimakamkan di Pesarean Keluarga Kebutuh Sokaraja, di samping makam isterinya yang meninggal 24 Nov 1968 dalam usia 75 tahun.