Jakarta – Yayasan SEIBUBANGSA berkerjasama dengan Galeri Nasional Indonesia menggelar acara bertajuk Indonesia Mengasuh Bangsa dalam rangka Hari Pendidikan Nasional. Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud RI, Kacung Marijan, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Ari Budiman, dan para pejabat eselon lainnya. Acara Indonesia Mengasuh Bangsa ini diselenggrakan di Galeri Nasional Jakarta, 2 – 9 Mei 2015.
Acara dibuka dengan persembahan lagu dan pembacaan puisi oleh anak-anak berkebutuhan khusus dari Sekolah Talenta, lalu dilanjutkan dengan persembahan permainan angklung oleh anak-anak dari SMP 28 Bandung.
Joko Sapuntono, selaku ketua panitia dari SEIBUBANGSA, menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam acara Indonesia Mengasuh Bangsa dalam kata sambutannya. SEIBUBANGSA merupakan orgnisasi yang peduli terhadap pendampingan dan pengasuhan masyarakat terhadap pendidikan anak-anak. SEIBUBANGSA menerapkan tiga pilar pengasuhan yang dibawa oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu Sentra Keluarga, Sentra Perguruan, dan Sentra Pergerakan. Beliau mengatakan bahwa orang dewasa harus mendampingi dan mendukung keinginan dan cita-cita anak.
“Yang paling penting dari sebuah bangsa adalah masa depannya. Anak-anak jadi apapun boleh, asal punya keinginan dan selalu melakukan perubahan yang kreatif.” ujar Joko.
Djarot Saiful Hidayat juga menyampaikan pesannya dalam acara pembukaan Indonesia Mengasuh Bangsa. Menurutnya, hakekat manusia adalah memanusiakan manusia, maka masyarakat harus membangun karakter bangsa Indonesia yang bertuhan, jujur dan bermoral, kreatif, serta inovatif.
“Mari memanusiakan manusia. Anak-anak bukan barang, bukan mesin. Ini merupakan tanggung jawab bersama untuk menciptakan sistem pendidikan yang memanusiakan manusia.” ucap Djarot.
Anies Baswedan, dalam pidato Pendidikan Kebangsaan dan Kebudayaan, menyampaikan beberapa poin penting terkait pendidikan Indonesia. Beliau mengatakan bahwa nasionalisme Indonesia hadir bukan karena kesukuan, namun oleh pendidikan. Indonesia adalah negeri baru yang dibuat dengan gagasan yang modern.
“Negeri Indonesia itu super bhinneka,namun bisa menemukan satu kesatuan yaitu Bahasa Indonesia yang sudah ditetapkan 17 tahun sebelum Indonesia menjadi republik. Pengikat pertama kita adalah bahasa, yang kedua kesejajaran.” kata Anies Baswedan.
Beliau juga menyampaikan pesannya sebelum menutup pidato Pendidikan Kebangsaan dan Kebudayaan.
“Bekali anak-anak dengan pesan-pesan yang optimistik dan kepercayaan diri. Kembalikan percaya diri bangsa dan anak-anak demi masa depan bangsa yang cerah.” pesan Anies Baswedan.