Jakarta, 5 November 2024. Pada tanggal 7 November 2003, UNESCO telah menetapkan Wayang sebagai Masterpiece of The Oral and Intangible Cultural Heritage of Humanity. Melalui Keppres No 30 tahun 2018 pemerintah menetapkan 7 November sebagai Hari Wayang Nasional ini menjadi momentum untuk menggerakkan pelestarian dan pengembangan wayang beserta ekosistemnya ditengah kemajuan zaman. Wayang dengan cerita dan pesan moral, bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga menjadi tuntunan yang penuh nilai-nilai luhur untuk kehidupan manusia.
Menuju peringatan tersebut, hari ini diselenggarakan acara pembukaan Peringatan Hari Wayang Nasional ke-6 dan Living Intangible Cultural Heritage Forum for Wayang Puppet Theater in Indonesia (Living ICH Forum) ke-4, di Gedung Pewayangan Kautaman TMII, Jakarta Timur. Program tahunan Living the ICH Forum ini merupakan salah satu upaya berkelanjutan yang diusung pemerintah beserta NGO seperti halnya dalam hal ini oleh SENAWANGI. Program ini bertujuan untuk mengaktualisasikan Proklamasi UNESCO, yakni: Wayang Indonesia merupakan “a Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.“
Menteri Kebudayaan, Dr. Fadli Zon, M.Sc, pada sambutannya menyebutkan penerapan pemerintah bahwa tanggal 7 November diperingati sebagai hari Wayang nasional tentu menggugah kita untuk terus melestarikan dan membumikan wayang di masyarakat yang makin modern.
“Dan di era globalisasi ini yang saya kira akan menjadi tantangan bagi kita bahwa wayang bukan lagi sekedar artefak dan seni pertunjukan. Ini merupakan warisan adiluhung yang mendunia dan mempunyai nilai-nilai luhur kehidupan yang relevan dengan zaman,” jelas Menteri Kebudayaan.
“Jadi sebagai budaya tradisi yang tentu saja syarat makna dan nilai, wayang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Tentu perlu pengetahuan, kreativitas, dan langkah konkret di masyarakat di era digital sekarang ini bagi para seniman pewayangan (dalam) menghadapi tantangan berat, karena para pelaku budaya wayang ini menghadapi tantangan yang berat dari media-media baru, platform media sosial dan lain-lain, terutama di kalangan generasi muda. Ya, bagaimana wayang bisa hadir di tengah generasi muda ini adalah tantangannya,” lanjut Dr. Fadli Zon, M.Sc.
“Saya selaku Menteri Kebudayaan bersama Wakil Menteri berupaya hadir di berbagai komunitas, karena kita ingin para pelaku budaya baik yang tradisi termasuk wayang dan keris, dan pertunjukan seni tradisi serta para pelaku budaya kontemporer ikut terlibat dalam memajukan kebudayaan kita, sesuai dengan amanat Undang Undang Pemajuan Kebudayaan dan juga amanat Undang-Undang Dasar 1945. Dengan keberadaan Kementerian Kebudayaan ini, kita jadikan semacam gerakan bersama untuk memajukan Kebudayaan Nasional kita,” lanjutnya.
Selanjutnya Menteri kebudayaan juga meminta dukungan, mulai dari masyarakat umum, para pelaku budaya, dan para tokoh-tokoh yang bergerak di bidang tradisi, seni dan budaya untuk bersama-sama mendukung dari berbagai sisi. Misalnya dari segi anggaran, meskipun terbatas tapi kita juga harus ada public private partnership.
“Misalnya seperti kegiatan ini (yang bekerja sama) dengan tokoh-tokoh di dunia korporasi dan lain-lain. Apabila terwujud, kita berharap budaya Indonesia akan semakin dikenal di dunia dan Indonesia dapat berkontribusi bagi peradaban dunia,” pungkas Dr. Fadli Zon, M.Sc.
Acara kemudian dilanjutkan dengan peluncuran dan bedah buku “Pesona Wayang Indonesia” karya Dr. Fadli Zon, M.Sc. Adapun hadir sebagai pembicara: Basuki Teguh Yuwono (dosen ISI Surakarta), Dr. Ninok Leksono, M.S (Rektor Univ. Multimedia Nusantara), dan Gaura Mancacaritadipura (dalang), serta dimoderatori oleh Sumari, S.Sn, selaku pengurus SENAWANGI. Keseluruhan rangkaian acara Peringatan Hari Wayang Nasional ke-6 akan berakhir pada Jumat, 8 November 2024, di Gedung Pewayangan Kautaman TMII.
Peluncuran Buku “Pesona Wayang Indonesia” Karya Dr. Fadli Zon, M.Sc.
Selain penyelenggaraan acara pembukaan Peringatan Hari Wayang Nasional ke-6 dan Living Intangible Cultural Heritage Forum for Wayang Puppet Theater in Indonesia (Living ICH Forum) ke-4, pada hari ini turut dilakukan peluncuran buku karya Menteri Kebudayaan, Dr. Fadli Zon, M.Sc, “Pesona Wayang Indonesia.”
Menurut Menteri Kebudayaan, buku ini telah lama disusun bersama tim, untuk memberikan makna bahwa wayang selain sebagai sebuah tontonan dan tuntunan, tetapi juga ladang ilmu pengetahuan yang luar biasa kaya. Buku ini diluncurkan tepat 20 tahun pengakuan UNESCO atas Wayang Indonesia, sebagai penanda jayanya pewayangan Indonesia baik di negeri sendiri maupun di dunia. Meskipun sudah puluhan buku, tesis dan disertasi yang dihasilkan tentang wayang, melalui buku ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan kita tentang wayang di Indonesia.
*Informasi lebih lanjut:
Media Sosial Kementerian Kebudayaan
Budayasaya
Sipres – Menteri Kebudayaan Mengajak Masyarakat Meneladani Kisah-Kisah Pewayangan