Jayapura – Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan Pembekalan Teknis dan Proses Temukenali Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) di kampung Skouw Mabo, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura (12-13/4). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari usulan berbagai praktisi budaya dan pemerhati budaya di wilayah Provinsi Papua yang dilaksanakan pada bulan Februari 2023 dan merupakan lokus kedua setelah sebelumnya dilaksanakan di kampung Malaumkarta, Distrik Makbon, Papua Barat.
Kepala Pokja Masyarakat Adat, Dr. Julianus Limbeng dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembekalan teknis yang dilakukan selama dua hari tersebut dapat menghasilkan dokumen temukenali yang nantinya akan dikembangkan dan dimanfaatkan menjadi sesuatu yang dapat memberikan dampak bagi kesejahteraan dan ekonomi masyarakat di Kampung Skouw Mabo.
Dalam pelaksanaanya, para pemuda pemudi yang kemudian disebut “pandu budaya” dilibatkan untuk melakukan proses temu kenali kebudayaan dengan cara menggali informasi kepada “empu budaya” yaitu para tetua adat, tokoh, maupun orang-orang tua yang mempunyai informasi tentang objek pemajuan kebudayaan.
Para pandu budaya berasal dari suku yang mendiami tiga kampung, yakni Skouw Yambe, Skouw Mabo, dan Skouw Sae. Ketiganya termasuk daerah administratif Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
“Kampung Skouw ini terdiri dari banyak bahasa dan budaya sebenarnya, namun semakin pesatnya perkembangan teknologi dan pengaruh globalisasi membuat hal tersebut mulai terkikis,” ungkap Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga Kota Jayapura.
Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kota Jayapura, Evert Nicholas Merauje, mengatakan pembekalan ini menjadi media belajar bagi generasi muda kepada tokoh-tokoh adat dalam pelestarian budaya lokal. “Pemerintah sangat mendukung, karena sekolah lapang kearifan lokal ini untuk melestarikan kearifan lokal agar tidak hilang di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya. Dia berharap setelah pembekalan ini masyarakat dapat berperan aktif dalam pelestarian budaya agar tidak hilang atau punah, karena sangat penting untuk generasi ke depan.
Kegiatan Pembekalan Teknis dan Proses Temukenali Objek Pemajuan Kebudayaan merupakan salah satu rangkain dari Program Sekolah Lapang Kearifan Lokal. Sekolah Lapang sendiri bertujuan untuk mengenalkan dan memperkuat budaya lokal, bukan hanya sebagai penguatan karakter bagi pemuda adat tetapi juga bagaimana OPK ini menjadi sesuatu yang dapat memberikan dampak bagi kesejahteraan dan ekonomi masyarakat adat sendiri.
Program Sekolah Lapang Kearifan Lokal dilakukan secara bergotong royong melibatkan organisasi sosial masyarakat maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada. Kegiatan ini diharapkan dapat diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga anak-anak muda yang menjadi subjek itu dapat terus melakukan upaya-upaya pemajuan kebudayaan di dalam masyarakat adat mereka sendiri.
Sekolah Lapang Kearifan Lokal memfasilitasi generasi muda untuk bertemu dengan generasi terdahulu agar saling berbincang dan berdiskusi tentang pemajuan kebudayaan. Pada diskusi kali ini diperoleh enam Objek Pemajuan Kebudayaan yang akan para pandu budaya gali lebih dalam untuk dapat di pamerkan di Festival Sagu nantinya.