Nusa Dua – “Dari mana dan akan kemana” menjadi poin penting isi sambutan mendikbud, Anis Baswedan, dalam Simposium Diaspora Austronesi di Bali malam ini. Anis mengawali dengan membahas asal usul alam semesta dan keberadaan manusia yang merupakan penghuni baru jagat raya.
Manusia berkembang dari segi kuantitas dan kualitasnya. Namun keberadaan manusia kadang destruktif, tidak hanya bagi alam tetapi bagi keberadaan sesamanya. Konflik antar sesama sering dilatar belakangi oleh perbedaan, baik suku, ras, agama, dan ideologi. Disini, Indonesia dapat memberi contoh persatuan dan keharmonisan dalam perbedaan.
Anis mengharapkan kajian Austronesia dapat menegaskan kembali identitas bangsa sebagai bangsa yang bhineka. Menurutnya, para ahli yang berkumpul dalam simposuim sangat berperan. Dia mencontohkan apa yang terjadi pada sejarah berdirinya Indonesia. Saat itu ide sebuah negara kesatuan muncul dari para pribumi terdidik dan cendekia. Mereka melihat bahwa kebhinekaan adalah karakter masyarakat di nusantara di masa lalu, sejak ratusan tahun sebelumnya.
“Saya harap simposium ini dapat meberi pemahan akan hal tersebut” tambah Anis di akhir sambutannya.
Rumpun Austronesia sendiri diyakini sebagai leluhur bagsa Indonesia. Mereka bergerak menyebar dari daratan tengah Asia 7000 tahun yang lalu hingga kini menempati sebagian bola dunia, salah satunya Indonesia. Menurut Harry Truman, Arkeolog senior, keberagaman telah ada di Indonesia sejak jaman prasejarah. Mereka dapat berinteraksi dengan penduduk yang telah menetap sebelumnya dan telah menghasilan kebudayaan yang beragam di wilayah yang dijelajahinya.