You are currently viewing Workshop Pertama Museum Basoeki Abdullah di Tahun 2017
Workshop diakhiri dengan sesi foto bersama.

Workshop Pertama Museum Basoeki Abdullah di Tahun 2017

  • Post author:
  • Post category:Berita

Dalam rangka mempertingati hari lahir pelukis Basoeki Abdullah, Museum Basoeki Abdullah telah menyelenggarakan workshop menggambar dengan tema “Suasana Ulang Tahun.” Dalam pelaksanaannya, workshop tersebut melibatkan 80 siswa-siswi sekolah dasar negeri maupun swasta di DKI Jakarta. Agah Nugraha Muharam, pengajar, sekaligus graphic recorder, hadir sebagai tutor dalam workshop yang diselenggarakan di Gedung II Museum Basoeki Abdullah, pada hari Kamis, 26 Januari 2017.

Workshop menggambar Suasana Ulang Tahun merupakan workshop pertama yang diselenggarakan oleh Museum Basoeki Abdullah di tahun 2017, dan juga atas dasar perkembangan seni rupa Indonesia yang membutuhkan berbagai bentuk perluasan bidang minat dan keahlian, meluas dari pandangan stereotip sekedar menjadi seorang seniman yang berkarya seni. Karena pada prakteknya, tiap-tiap ekspresi seni rupa hidup dan berkembang dalam suatu bentuk mata rantai produk-mediasi-konsumsi (Proses kreasi-mediasi-apresiasi).

Adapun maksud dan tujuan workshop ini adalah melayani masyarakat/generasi muda dengan memberikan bimbingan yang bersifat mendidik menghibur, menarik, informatif dan inovatif melalui kegiatan workshop sebagai bagian dari pengenalan materi-materi dalam seni lukis. Sedangkan tujuannya antara lain: Meningkatkan pelayanan publik masyarakat oleh Museum Basoeki Abdullah; Menarik minat masyarakat dan generasi muda untuk mengunjungi sambil mempelajari ilmu seni lukis di Museum Basoeki Abdullah dengan memberikan pengalaman praktek secara langsung; Mengenal tata cara melukis dan menggambar yang sesuai, serta belajar bagaimana Basoeki Abdullah melukis dan menggambar.

Dalam prakteknya, seni rupa dipahami (dikenal) dan diterima(diapresiasi) melalui sebuah mata rantai interaksi yang bersifat sosial budaya. Seni Rupa Indonesia tidak hanya membutuhkan para seniman yang terus berkembang maju tetapi juga pertumbuhan para ahli seni rupa lainnya, baik yang bersifat teoritis (pengajar, pengamat, pengulas seni) maupun praktis (organisator, manager, administrator seni rupa). Dalam langkah-langkah pengembangan seni rupa, dalam hal ini seni lukis/menggambar, Indonesia masa kini seyogyanya bisa terus dilakukan upaya untuk minat generasi muda untuk memilih pendidikan dan pekerjaan sebagai ahli seni rupa. Maka dari itu pada penyelenggaraannya, workshop tersebut melibatkan siswa-siswi dari sekolah dasar di Jakarta.

Dalam kegiatan workshopyang diadakan ini para peserta melakukan proses latihan dan interaksi yang dilakukan dengan narasumber dengan pendekatan kepada imajinasi masing-masing pelajar. Pada awal pelaksanaan workshop, Agah mengaitkan pembelajaran dengan pengenalan sosok Basoeki Abdullah dan penyelenggaraan yang berkaitan dengan hari lahir Beliau. Selanjutnya dilanjutkan dengan menggambar dengan penggunaan bahan pastel, berikut keunggulan materialnya, serta ragam objek benda yang kerap ditemui saat suasana ulang tahun.

Tahap berikutnya para peserta diminta untuk menceritakan pengalaman perayaan ulang tahun mereka, maupun harapan dan keinginan mereka saat ulang tahun. Sambil diiringi gelak tawa diantara para peserta saat mendengarkan pengalaman beberapa peserta yang diminta untuk menceritakan di depan, Agah lantas meminta mereka untuk menggambar sesuai dengan imajinasi mereka, tanpa harus dibatasi dengan batasan-batasan maupun perasaan takut salah.

Kemudian para peserta diberi waktu selama kurang lebih 60 menit untuk menceritakan suasana ulang tahun menurut mereka masing-masing diatas kertas gambar yang telah disediakan oleh Museum Basoeki Abdullah, yang kemudian akan dipilih 3 gambar terbaik. Selama pelaksanaan tersebut para peserta pun tetap mendapatkan masukan dan arahan dari para pembimbing, jika mereka menemui kesulitan.  Setelah waktu pelaksanaan berakhir dipilih 3 gambar terbaik, masing-masing adalah Hasan, Nada, dan Regina, dan mendapatkan bingkisan yang telah disiapkan oleh Museum Basoeki Abdullah. Penilaian dilakukan dengan dasar penyelesaian gambar, teknik penggunaan pastel, ide cerita, dan usia. Acara workshop kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama dan makan siang.