You are currently viewing Sentuhan Cinta Wanita Dalam Pameran Seni Rupa
Para perupa wanita yang tergabung dalam Komunitas Art Cross Woman.

Sentuhan Cinta Wanita Dalam Pameran Seni Rupa

Sentuhan cinta wanita menjadi nilai yang diangkat dalam pameran seni rupa para perupa perempuan di Museum Basoeki Abdullah.

Museum Basoeki Abdullah dan Komunitas Art Cross Woman, sebuah komunitas pelukis wanita dengan berbagai latar belakang berbeda, bekerja sama menyelenggarakan pameran bertajuk “Sentuhan Cinta.” Peserta pameran kiprah perupa wanita ini terdiri dari 30 perempuan perupa dari usia 8 tahun hingga 57 tahun. Namun ada seorang bapak yang turut serta berpameran yaitu bapak Rudi Sutedja, suami dari Ibu Joyce Jozefa Widjaja serta seorang peserta pelukis perempuan yang berasal dari Vietnam yaitu Nguyen Thi Kim Phuong.

Perupa termuda yang mengikuti pameran ini adalah Carolina Bhanurasmi Virginia Taylor yang mendapatkan bimbingan dari ibunya yaitu Niluh Sudarti, yang juga seorang pelukis spesialisasi tematik wayang dan ke arah meditasi. Para pelukis perempuan ini mayoritas berasal dan bertempat tinggal di Jakarta, Magelang, semarang, bandung, Jawa Timur dan Jawa Barat. Dengan harapan melalui komunitas Art cross women dapat saling mendukung, guyub, serta upaya menjalin persahabatan dalam menegakkan aktifitas pameran khususnya seni rupa.

Kearifan yang menarik untuk disimak adalah proses dan karya yang merupakan interaksi antara ibu dan anak, juga ada ibu dan suami. Kaitan “sentuhan cinta” memang sangat lekat dengan tugas ibu sebagai bagian dari keluarga dalam menjaga dan memelihara cinta tetap terjaga.

Diselenggarakan pameran ini juga sebagai salah satu langkah perwujudan atas tugas dan fungsi museum sebagai sebuah ruang publik yang memberikan wadah bagi komunitas untuk beraktifitas, khususnya yang berhubungan dengan seni dan budaya. Selain itu diselenggarakannya pameran ini karena bertepatan dengan Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada awal maret lalu, dan akan diakhiri pada 7 april 2018, yang juga dikaitkan dengan peringatan Hari Kartini

Tujuan pameran bersama di Museum Basoeki Abdullah, Jakarta, adalah ingin sekaligus memberikan apresiasi dan penghormatan kepada seorang maestro pelukis Indonesia yang mendharma bhaktikan hidup dan goresan kuasnya kepada masyarakat Indonesia dan dunia, dialah Basoeki Abdullah yang hidup dalam 3 Zaman; yaitu zaman Belanda, Jepang dan masa kemerdekaan. Pameran dilangsungkan di Museum Basoeki Abdullah yang didedikasikan kepada negara pada tahun 1993, dimana hal tersebut termaktub dalam surat wasiat Basoeki. Seyogyanya Art Cross Women sebagai bagian dari dunia seni rupa di tanah air ikut merasa bangga dan hormat kepada Basoeki Abdullah yang mengabdi untuk kemajuan seni lukis Indonesia hingga manca negara.

Karya yang dipamerkan dalam Pameran Sentuhan Cinta
Pengunjung menikmati lukisan-lukisan yang dipamerkan dalam Pameran Sentuhan Cinta

Basoeki Abdullah dikenal dengan karya- karya yang sangat beragam antara lain berisikan tentang pemandangan Mooi Indie, lukisan potret wajah para tokoh, wajah cantik wanita, tokoh pewayangan, mau pun tema-tema perjuangan. Perjalanan karya Basoeki Abdullah menggambarkan konsistensi yang sangat panjang untuk tetap berpegang teguh pada kata hati dan passion dalam wilayah berkeseniannya sepanjang hayat.

Inilah kesimpulan dari penulis pameran yaitu Bapak Timbul Raharjo, seorang pendidik, pelaku usaha, praktisi perupa patung dan kriya yang menyatakan bahwa pameran yang menampilkan karya seni lukis atas pengalaman batin para wanita ini tidak hanya semata mata untuk tujuan ekonomi namun juga sebagai sarana rekreasi jiwa (art recreation), dan merupakan rabuk nyowo atau pupuk jiwa. Beliau turut menyatakan sebuah upaya kepuasan atas hasil karya yang mereka (para perupa wanita) buat yang tak pernah kenal kata salah. Karya-karya itu telah memuaskan batin diri dan makin terpuaskan jika saat mereka sajikan untuk orang lain, maka akan muncul kepuasan lebih ketika mendapat apresiasi yang baik dari khalayak.

Pada kenyataanya hasil karya tidak menjadi tujuan utama dalam pameran ini, sebab keterbatasan-keterbatasan teknik dan skill sebagian dari mereka, namun tak menjadi soal yang terpenting adalah makna-makna kebebasan, kegembiraan, kesedihan, keprihatinan, atau apapun yang berkecamuk dalam jiwa dan pikiran dapat terekspresikan. Adalah suatu pemikiran atau perasaan yang ditandai dengan capaian-capaian sesuai dengan hasrat yang diinginkan, sehingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan dan lainnya secara utuh didapatkannya.

Maka seni menjadi berarti ketika melalui berproses, berkarya dan menwujudkan pameran telah memuaskan diri manusia sebagai bagian dari humanisasi diri dalam beberapa wilayah apakah sebagai terapy, sebagai wujud ekspresi atau pun rekreasi, bahkan bisa pula sebagai wadah edukasi selain mengandung bonus yang lebih sebagai fungsi ekonomis.

Adapun pameran yang berisikan tema-tema yang sangat beragam ini baik dekoratif, realis, pengejawantahan budaya, semangat berkomunikasi dan sosialisasi dalam keluarga akan berlangsung sejak tanggal 24 Maret hingga 7 April 2018. Selain itu sebagai sebuah rangkaian kegiatan juga akan dilaksanakan 2 lokakarya, yakni: Workshop Fashion Design pada hari Sabtu,24 Maret 2018, pukul 09.00 – 12.00 dan Workshop Sketsa Wajah pada Sabtu, 7 april 2019, pukul 09.00-12.00. Adapun lokakarya ini sifatnya terbuka untuk umum dan semua usia, bertempat di Museum Basoeki Abdullah, Jln. Keuangan Raya no 19. Cilandak. Jakarta Selatan.

* Informasi dan pendaftaran: Iin Kersen – 095959874176