Jakarta – Media sosial (Medsos) memiliki dampak signifikan dalam hasil pencarian informasi atau profil seseorang. Tak jarang, banyak yang menggunakan medsos sebagai salah satu cara meningkatkan eksistensi melalui akun jejaring seperti Facebook, Path, Instagram, Twitter, dan Youtube.
Melihat dampaknya yang luar biasa, medsos kini tak hanya berfungsi sebagai akun jejaring sosial atau pertemanan, tetapi juga sumber utama memperoleh berita. Masyarakat lebih banyak memanfaatkan gawai untuk mencari berita apa yang ingin diperolehnya, ketimbang mengunjungi portal berita secara khusus, atau pun melalui koran.
Setidaknya hal tersebut disampaikan oleh Kasubbag Kerja Sama, Darmawati, saat memberikan sambutan dalam pembukaan Workshop Website Kebudayaan 2017, di Hotel Royal Kuningan, Rabu (29/3). Sadar akan terbukanya kesempatan lebar dari pemanfaatan sosial media, Darmawati mengajak seluruh admin website untuk memaksimalkan sosial media.
“Saat ini, kebanyakan orang mencari informasi dari sosial media. Jarang sekali yang sengaja mencari informasi dengan membuka laman atau website. Untuk itu, salah satu strategi publikasi website adalah dengan membuat engage dengan sosial media. Ada link yang ditautkan di sosial media tersebut, untuk masuk ke laman website,” paparnya.
Hal tersebut juga disampaikan Anandes Langguana, koordinator laman Kemdikbud. Menurutnya, masyarakat kini lebih banyak memanfaatkan kecanggihan teknologi, khususnya sosial media, untuk membaca berita.
“Media sosial mengambil peran penting dalam penyebaran berita. Banyak orang lebih sering mengakses sosmed, ketimbang website. Untuk itu, cara kerja sosmed harus cepat. Medsos sangat membantu untuk menggiring masyarakat tertuju ke portal berita. Push sebanyak-banyaknya tentang berita baik dan valid di sosial media, dengan sendirinya jumlah kunjungan website akan meningkat,” katanya.
“Banyak link berita yang akhirnya kami push di sosial media, karena sosial media mengambil peran penting dalam publikasi. Masyarakat saat ini dapat dengan bebas memilih berita apa yang ingin mereka baca. Dengan melihat deretan judul berita di sosial media, mereka cukup scrolling down, melihat mana yang menarik, baru mengklik,” ia melanjutkan.
Kendati demikian, ia menghimbau untuk dapat bijaksana dalam menggunakan sosial media, terutama dalam memilih berita mana yang harus diinformasikan kepada masyarakat, dan mana yang tidak. “Sebab setiap berita berpeluang untuk mendapat komentar negatif. Sebagai pengelola sosial media, maka kita wajib tahu regulasinya,” tambahnya.