Bandung. Penyelenggaraaan Lawatan Sejarah Nasional (LASENAS) XIII dibuka secara resmi pada 24 Mei 2015 bertempat di Gedung Merdeka, Jl. Asia Afrika No. 65, Bandung. Acara tahunan yang rutin diselenggarakan oleh Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2015 ini bertemakan “Membangun Memori Kolektif Generasi Muda untuk Perekat Persatuan Bangsa“.
Pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan doa, serta laporan oleh Endjat Djaenuderadjat, Direktur Sejarah dan Nilai Budaya. Acara dibuka secara resmi oleh Kacung Marijan, Direktur Jenderal Kebudayaan.
“Alhamdulillah kita dapat berkumpul di tempat yang sangat bersejarah, tempat yang luar biasa bagi sejarah Indonesia. Di tempat inilah, 60 tahun yang lalu, para kepala negara dari Asia dan Afrika berkumpul. Mereka kembali berkomitmen untuk merdeka dan memperjuangkan negara-negara yang pada saat itu belum merdeka. Sejarah itu bukan sekedar catatan peristiwa. Lebih dari itu, sejarah adalah catatan-catatan tentang peristiwa masa lalu yang terefleksikan di masa kini. Mudah-mudahan Lasenas ini bisa kita jadikan bahan pembelajaran dan pengalaman terbaik,” demikian pernyataan Kacung Marijan.
“Saya kira Lawatan Sejarah adalah suatu terobosan untuk memberikan semacam sisipan bahwa pembelajaran sejarah itu menarik. Lawatan sejarah ini sebetulnya sebuah taman, gerakan memberikan pembelajaran dengan cara-cara yang menarik, mengajak para siswa mengunjungi tempat bersejarah,” ujar Endjat Djaenuderadjat, Direktur Sejarah dan Nilai Budaya.
Nunung Sobari, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat mewakili Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat, menyampaikan sambutannya, “Saya mewakili Bapak Gubernur, mengucapkan terima kasih bahwa Jawa Barat ditunjuk sebagai provinsi Lasenas. Yang pertama karena adanya tokoh-tokoh perekat sejarah, tinggalan bersejarah, serta peristiwa sejarah. Ini adalah metoda alternatif bagi guru dan siswa agar pelajaran sejarah tetap menarik dan tidak membosankan, selain itu menumbuhkan kesadaran sejarah Indonesia.”
Pembukaan LASENAS XIII ditutup dengan penampilan tari tradisional Bumbung Kembang, penyerahan cinderamata secara simbolik, dan foto bersama. Melalui kegiatan Lawatan Sejarah Nasional, diharapkan generasi masa depan mampu memaknai nilai-nilai kepahlawanan dan perjuangan para tokoh sejarah, serta dapat mengaplikasikannya dalam keseharian dalam rangka melestarikan serta memelihara peninggalan sejarah dan tradisi.