KONFERENSI INTERNATIONAL ASSOCIATIONS OF HISTORIAN OF ASIA (IAHA) KE-22

0
870

KONFERENSI INTERNATIONAL ASSOCIATIONS OF HISTORIAN OF ASIA (IAHA) KE-22

SOLO, 2-6 JULI 2012

 

Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan,  menyelenggarakan International Associations of Historian of Asia (IAHA) di Solo, 2-6 Juli 2012. IAHA yang terbentuk pada tahun 1960 merupakan asosiasi profesi yang bertujuan untuk mengkaji dan mempromosikan penelitian sejarah di Asia. Forum ini adalah forum terbesar bagi para sejarawan di seluruh dunia yang mengkaji tentang Asia. Konferensi IAHA diadakan setiap 2 tahun sekali dan diselenggarakan secara bergiliran di antara negara-negara Asia. Tahun 2012 merupakan Konferensi IAHA yang ke-22. Tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah yang ke 3, pertama kali adalah tahun 1974 di Yogyakarta, dengan Presiden IAHA Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo; Kedua pada tahun 1998 di Jakarta; dengan Presiden IAHA Prof. Dr. Taufik Abdullah. Konferensi ketiga dilaksanakan di Solo pada tanggal 2–6 Juli 2012 dengan Presiden IAHA Prof. Dr. Azyumardi Azra dengan tema: “Remembering the Past, Experiencing the Present, Exploring the Future”. Dari tema utama tersebut dibagi lagi dalam 8 sub tema yaitu:

1. History and Historiography: From Sources to Theory

2. Movement of the People in the Border Areas

3. Culture: Heritage of the Past, Trends in the Present

4. Gender, Politics and Democracy

5. Security, Defense, and Welfare

6. Environment and Natural Disasters in Historical Perspective

7. Religion and Politics

8. Tourism  in Asia

9. Demography, Urbanization, and Transportation

10. Literature and Contemporary Society

11. Medical History and Healthcare

Konferensi yang diadakan di Hotel Sahid Jaya, Surakarta dari tanggal 2 – 6 Juli 2012 ini diikuti oleh 350 peserta yang terdiri dari sejarawan, penulis di bidang sejarah dan budaya, lembaga studi dan peminat sejarah dari dalam maupun luar negeri. Para peserta terdiri dari pemakalah (286 orang), peminat (34 orang) dan undangan (34 orang).  Undangan terdiri dari pemegang kebijakan dan perguruan tinggi.

 

Konferensi dibuka pada tanggal 2 Juli 2012 didahului dengan welcome dinner di Karaton Kasunanan Surakarta dan diselingi tari Bedaya Duradasih dan tari Bandayuda. Dalam acara pembukaan, pidato sambutan dari tuan rumah disampaikan oleh GKR. Wandansari Koes Moertiyah, M. Pd. Dalam sambutannya, keluaraga besar Kasunan merasa terhormat menjadi tempat pembukaan IAHA karena Kasunanan merupakan bagian dari saksi sejarah panjang di Nusantara (Kerajaan Majapahit dan Kesultanan Mataram). Selain itu, Prof. Dr. Taufik Abdullah, yang menjadi steering Committe juga menyampaikan laporannya mengenai IAHA. Beliau mengatakan bahwa pengertian “historians of Asia” dalam IAHA adalah bukan sejarawan Asia, tetapi orang-orang yang menjadikan sejarah negara-negara Asia menjadi subyek kajian mereka. Hal ini penting ditekankan karena banyak orang bertanya berapa banyak sejarawan dari Asia yang hadir pada IAHA. Prof. Dr. Azyumardi Azra memberikan pidato Presidential Address dan menyampaikan perkembangan ilmu sejarah dewasa ini yang semakin berkembang, tidak melulu mengkaji politik tapi juga meluas kebidang-bidang yang lain seperti kesehatan. Setelah sambutan-sambutan selesai, akhirnya Konferensi IAHA dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan, Prof. Dr. Musliar Kasim. Dalam sambutan pembukaannya, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan di masa-masa perubahan yang cepat dewasa ini, posisi sejarawan menjadi penting dari pada sebelumnya untuk menganalisis apa yang terjadi di Asia dan bagaimana hubungan mereka di masa lalu dan akan datang. Pemahaman sejarah bersama akan menjadi unsur penting dalam penelitian sejarah dewasa ini.

GKR. Wandansari Koes Moertiyah, M. Pd, sebagai tuan rumah, sedang menyampaikan ucapan selamat datang

Prof. Dr. Azyumardi Azra sedang menyampaikan Presidential Address

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikanmemberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi acara konferensi IAHA di Kasunanan Surakarta

Suasana pembukaan

Esok paginya tanggal 3-5 Juli 2012 diadakan kegiatan Seminar dan Pertemuan Ilmiah IAHA ke-22 yang terdiri atas Sidang Pleno dan sidang panel yang terdiri dari 8 ruang sidang panel. Sidang pleno diselenggarakan di ruang sidang utama dengan 3 pembicara ahli, Charnvit Kasetsiri (Thammasat University, Thailand), Singgih Tri Sulistyono (Diponegoro University), Augusto V. de Viana (University of Santo Tomas, Philippines) dengan moderator Prof. Dr. Taufik Abdullah. Charnvit membahas karakter dan penyelesaian konflik perbatasan Thailand dan Kamboja. Augusto mendiskusikan pandangan Filipina mengenai kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang diberitakan oleh surat-surat kabar di Filipina. Singgih Tri Sulistiyono mengurai konsep perbatasan wilayah laut Indonesia dalam perspektif sejarah. Malam harinya diadakan bussiness meeting untuk memilih tuan rumah IAHA pada dua tahun berikutnya. Dan Malaysia terpilih menjadi tuan rumah IAHA berikutnya.

 

Suasana diskusi panel

Di sela-sela kegiatan diskusi, pada tanggal 4 Juli 2012, peserta konferensi mengunjungi Museum Batik Danarhadi. Di museum, mereka melihat koleksi batik se-Indonesia dan juga proses pembuatan batik tulis atau cap. Malam harinya dijamu oleh Walikota Surakarta untuk makan malam di Loji Gandrung.

Peserta mengunjungi museum Batik Danar Hadi

Penutupan dilaksanakan pada tanggal 5 Juli Pukul 19.00 di pelataran Candi Prambanan.  dilanjutkan dengan menyaksikan pertunjukan sendratari Ramayana di bawah naungan bulan purnama. Konferensi IAHA ditutup oleh Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Drs. Hari Untoro Dradjat, M.A setelah sebelumnya didahului oleh Pidato Presiden IAHA yang lama Prof. Dr. Azyumardi Azra dan Pidato Presiden IAHA yang baru dari Malaysia, Tan Sri Hj. Omar Mohd. Hashim.

Pidato Presiden IAHA yang 2010-2012

Pidato Presiden IAHA 2012-2014, Tan Sri Hj. Omar Mohd. Hashim dari Malaysia

Pertunjukkan Ramayana Dance dinaungi bulan purnama

Suasana Penutupan Konferensi IAHA di Pelataran Candi Prambanan

 Konferensi IAHA yang ke-22 tahun ini juga didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Kota Solo, Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI), Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), HOMSEA (History of Medicine in South East Asia), dan PERSEKIN (Persatuan Sejarah Kedokteran Indonesia).