Jakarta – Bertempat di aula gedung A Kemendikbud menggelar Konferensi Pers Akhir Tahun 2013 dengan tema Mendidik Sejak Dini Sekolah Setinggi Mungkin Menjangkau Lebih Luas. Jumpa pers akhir tahun 2013 ini berisi tentang agenda kegiatan yang telah diaksanakan Kemdikbud RI sepanjang tahun 2013 ini.
Pada Jumpa pers akhir tahun 2013 ini Mendikbud RI mengakatan bahwa anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada tahun 2014 naik sekitar Rp7 triliun. Kenaikan anggaran tersebut akan digunakan sebaik-baiknya untuk meningkatkan layanan pendidikan dan kebudayaan, salah satunya dengan mengusulkan anggaran untuk Bidikmisi program S2. Bidikmisi adalah beasiswa pendidikan untuk mahasiswa miskin. Bidikmisi merupakan program bantuan pendidikan bagi calon mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi namun memiliki potensi akademik baik. Program ini dimulai pada tahun 2010.
Pada tahun 2013 lalu, Kemdikbud memperoleh anggaran sebesar Rp73 triliun. Sedangkan tahun 2014 mendatang anggarannya naik menjadi Rp80 triliun. Dari jumlah tersebut, Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) adalah unit utama yang mendapat anggaran terbesar, mencapai hampir 50 persen dari total anggaran Kemdikbud. Ditjen Tinggi sebagai pengelola Program Bidikmisi mendapat anggaran sebesar Rp39 triliun.
Hingga saat ini Bidikmisi diberikan kepada lulusan SMA/SMK yang memenuhi kriteria Bidikmisi untuk melanjutkan pendidikannya hingga S1 di perguruan tinggi. Sedangkan Bidikmisi untuk program S2 masih dalam tahap perencanaan untuk direalisasikan pada 2014 mendatang.
Jumpa pers akhir tahun 2013 ini menjelaskan pula tentang pelestarian dan pengembangan kebudayaan di Indonesia. Perkembangan tersebut diantaranya yaitu pengakuan UNESCO terhadap warisan budaya Indonesia. Warisan Budaya Dunia (World Cultural Heritage) yang diakui oleh UNESCO yaitu Kompleks Candi Borobudur yang diakui pada tahun 1991, Kompleks Candi Prambanan pada tahun 1991, Situs Manusia Purba Sangiran pada tahun 1996 serta Lanskap Budaya Bali (Subak) pada tahun 2012.
Selain itu terdapat pula Warisan Alam Dunia (World Natural Heritage) yang diakui oleh UNESCO yaitu Taman Nasional Ujung Kulon di Banten pada tahun 1991, Taman Nasional Komodo di NTT pada tahun 1991, Taman Nasional Lorentz di Papua pada tahun1999 dan Hutan Hujan Tropis Sumatera pada tahun 2004. Sedangkan Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) yang terbagi dalam Intangible Cultural Heritage of Humanity yaitu Wayang pada tahun 2003, Keris pada tahun 2005, Batik pada tahun 2009, Angklung pada tahun 2010. Dan yang terbagi dalam kelompok Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding diantaranya yaitu Tari Saman pada tahun 2011 dan Noken pada tahun 2012.
Sampai saat ini terdapat Nominasi Warisan Budaya Tak Benda yaitu pada kelompok Intangible Cultural Heritage :
- Tenun
- Taman Mini Indonesia Indah
- Tor Tor
- Tari Bali
- Kapal Phinisi
Sedangkan Nominasi Warisan Budaya Benda pada kelompok Tangible Cultural Heritage :
- Pemukiman Tradisional Tana Toraja;
- Pemukiman Tradisional Nias;
- Kota Lama Banda Naira
- Lukisan Gua-gua Prasejarah Maros Pangkep
- Kawasan Percandian Muara Jambi
- Bekas Kota Majapahit, Trowulan Mojokerto
Pada akhir November, Direktorat Kebudayaan juga telah melaksanakan kegiatan skala internasional yaitu Forum Kebudayaan Dunia (World Culture Forum). World Culture Forum ini Ikut Berperan Membangun Dunia Lewat Kebudayaan. Kebudayaan membawa sifat unik tersendiri. Kebudayaan dapat masuk ke dalam berbagai sendi keberagaman seperti etnis, agama, bangsa, dan negara. Menempatkan budaya dalam arus utama pembangunan berkelanjutan, bukan hanya sebagai pelengkap. Metode pendekatan dan strategi dalam mengembangkan budaya dapat didekati dengan pendidikan. World Cuture Forum ini mengharapkan beberapa point yang dapat diambil melalui Janji Bali yaitu :
- Mencari modalitas baru untuk memberikan nilai dan mengukur budaya dalam pembangunan berkelanjutan dan mengembangkan kerangka etika yang akuntabel, untuk keuntungan bagi pemangku kepentingan dengan melibatkan masyarakat.
- Mendong model partisipatif baru mempromosikan demokrasi budaya dan inklusi sosial, memastikan kejelasan konseptual, ekuitas dan peningkatan kapasitas dalam mengarusutamakan masalah jender, dan mendorong stabilitas dalam pembangunan sosial, politik, dan ekonomi untuk memelihara budaya damai baik di tingkat lokal maupun internasional.
- Mendukung kepemimpinan dari kaum muda dalam berkebudayaan, mempromosikan sistem pengetahuan lokal dalam membimbing konservasi lingkungan dan perlindungan warisan, serta mengembangkan dan memperkuat kemitraan yang produktif antara sektor publik dan swasta.
- Mmemperkuat kepemilikan masyarakat dan partisipasi masyarakat sipil dalam proyek-proyek pembangunan yang berkelanjutan untuk meningkatkan peran transformatif mereka, mendorong kreativitas dan mendorong pengembangan industri budaya untuk mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan budaya.
- Meminta pemerintah untuk berkomitmen untuk integrasi budaya di agenda pembangunan berkelanjutan pasca-2015.
Pada akhir acara Jumpa Pers Akhir Tahun 2013 ini diberikan buku ternitan Kemdikbud RI dengan judul “Terobosan Kurikulum 2010-2013” yang diberikan secara simbolik kepada beberapa wartawan yang hadir.