Jakarta – Hari ini (24/04), 238 tahun sudah Museum Nasional Indonesia berdiri sebagai lembaga pelestarian warisan budaya bangsa. Untuk mensyukuri segala pencapaian yang telah diraih oleh Museum Nasional Indonesia, diadakan acara syukuran yang turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kepala Museum Seluruh Indonesia, serta mitra Museum Nasional Indonesia.
Acara syukuran hari jadi Museum Nasional Indonesia ini diawali dengan penampilan siswa siswi SDK 2 Penabur Jakarta yang memainkan alat musik Kolintang. Usai penampilan tersebut, disusul dengan laporan Kepala Museum Nasional Indonesia, Intan Mardiana. Dalam laporannya, Intan menyampaikan rasa terima kasihnya atas hibah alat musik dari Time Internasional yang menyerahkan perangkat Gamelan, Kolintang, serta alat multimedia interaktif.
Acara syukuran kembali dimeriahkan dengan penampilan Sasando yang dibawakan oleh musisi Kak Jeko. Dalam kesempatan tersebut, Hilmar juga menyampaikan beberapa poin penting terkait kemajuan museum ke depannya. “Momen perayaan ulang tahun ini kita tandai sebagai sebuah langkah awal. Kita harus bersama–sama menghidupkan Museum Nasional Indonesia sebagai pusat kebudayaan Indonesia demi kemajuan pelestarian kebudayaan kepada masyarakat,” katanya.
Hal ini sejalan dengan semboyan Museum Nasional Indonesia “Ten Nutte Van Het Algemeen” yang berarti untuk kepentingan publik. Mengakhiri sambutannya, Hilmar berpesan untuk menjadikan museum sebagai kebanggan bersama sebagai sebuah bangsa. Acara syukuran Hari Jadi Museum Nasional Indonesia secara simbolis ditandai dengan acara potong tumpeng bersama para pejabat dan perwakilan karyawan Museum Nasional Indonesia. Acara diakhiri dengan tinjauan Dirjen Kebudayaan atas hibah alat multimedia interaktif di area kids centre.