Samosir – Balai Pelestarian Nilai Budaya se-Indonesia menyuguhkan ragam budaya bertajuk “Gebyar Budaya: Harmoni Budaya Menuju Indonesia Bahagia” di Komplek Museum Pustaka Batak di Kabupaten Samosir, sejak 23 April – 26 April 2019. Kegiatan ini sejalan dengan implementasi salah satu agenda strategis pemajuan kebudayaan dalam menyediakan ruang bagi keragaman ekspresi budaya.
Selama empat hari berturut-turut, Gebyar budaya menampilkan aktivitas budaya yang dikemas dalam rangkaian kegiatan. Diantaranya pameran tenun dan ulos, lomba desain busana tenun ulos, ekisibsi permainan tradisional anak, seminar hasil penelitian BPNB se-Indonesia hingga lomba permainan anak tradisional yang diikuti oleh siswa/siswi sekolah dasar di Kabupaten Ulos.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh sekaligus ketua pelaksana Gebyar Budaya, Irini Dewi Wanti, memaparkan kegiatan ini diikuti oleh 11 BPNB se-Indonesia, perwakilan UNESCO dan komunitas budaya yang ada di Samosir, dan masing-masing peserta berkontribusi di bidangnya.
“Ini menjadi sebuah upaya dalam mengoptimalkan dan mengonsolidasi lembaga institusi masyarakat agar peduli terhadap kebudayaan,” ujar Irini, saat pembukaan Gebyar Budaya pada Rabu (24/4/2019).
Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Sri Hartini menyambut apresiasi kerjasama yang terjalin antara Direktorat Jenderal Kebudayaan dengan Pemerintah Daerah Kebupaten Samosir. Apalagi priortas nasional saat ini ialah meningkatkan sumber daya manusia di bidang kebudayaan.
“Oleh karena itu saya kira kita dapat meningkatkan kolaborasi kita dengan Kabupaten Samosir. Ditambah lagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini sedang menggodok Rancangan Induk Pemajuan Kebudayaan (RIPK) di mana dokumen pentingnya adalah Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kabupaten/Provinsi,” urai Sri Hartini.
Gebyar Budaya juga menjadi ajang menunjukan seni budaya yang ada di Samosir. Tari Tor-tor menjadi tarian pembuka yang diikuti oleh 150 orang dari lima sanggar seni tari Kabupaten Samosir.
