“ENCHANTED SHADOW” Spiritual Translation in Indonesian Art

0
1028

ENCHANTED SHADOW

Spiritual Translation in Indonesian Art

amrik

Dalam rangka diplomasi budaya dan aktivasi rumah budaya Indonesia di Amerika Serikat, Galeri Nasional Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menggelar  Pameran Karya Koleksi Galeri Nasional Indonesia (Jakarta) dan Karya Perupa Indonesia pada tanggal 5 – 11 Desember 2013 di :

Kedutaan Besar Republik Indonesia

2020 Massachusetts Avenue, N.W Washington D.C 20036

Amerika Serikat

Judul ‘Enchant Shadow’ pada pameran ini merujuk pada pembahasan tentang sikap atau keyakinan yang terus hidup dalam masyarakat di Indonesia dalam memahami agama dan nilai-nilai spiritualitas sebagai hal yang sangat penting. Seiring dengan perkembangan modernitas dan kemajuan cara berfikir masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal dan hidup di kota-kota besar, maka bayangan tentang nilai-nilai spiritualitas hidup ini semakin bersaing dengan berbagai bentuk kemajuan kebudayaan hidup yang bersifat material. Namun demikian, aneka kemajuan hidup bangsa Indonesia di era global saat kini tetap berlangsung secara khas dan khusus. Indonesia dikenal sebagai negara dengan mayoritas penduduknya yang menganggap keyakinan beragama sebagai sikap dan kepercayaan hidup yang utama. Pun wilayah kebudayaan Nusantara yang disebut negara kesatuan Indonesia ini telah mencatat sejarah pertemuan, interaksi, serta perkembangan berbagai jenis agama besar di dunia: Hindu, Buddha, Islam, Katolik, Protestan, dan menunjukkan kelangsungang berbagai aliran kepercayaan keagamaan yang khas dan spesifik, seperti Hindu Bali (yang berbeda dengan agama Hindu di India).

Kekayaan sejarah semacam ini mengukuhkan watak kekayaan budaya bangsa Indonesia yang berkembang khas di sepanjang wilayah kepulauan Nusantara. Bagi setiap suku bangsa di Indonesia, hingga kini, pengenalan dan pengetahuan tentang hal ihwal kebedaan dan kekayaan beragama adalah soal yang sudah biasa. Sebagai bagian dari perkembangan peradaban dunia di era global, ‘kebudayaan’ Indonesia adalah bentuk budaya plural yang khas dan tidak ada duanya.

Banyak orang Indonesia, misalnya, yang tetap kagumi, bangga dan merasa memiliki kemegahan dan kebesaran candi Borobudur meski dia bukan seseorang yang memeluk agama Buddha. Demikian halnya dengan perayaan bersama dan penghormatan pada berbagai hari besar keagamaan yang berlangsung di Indonesia. Sikap toleransi beragama yang dijalankan oleh masyarakat Indonesia memang tak selamanya mudah dipahami oleh seseorang atau masyarakat yang tumbuh di lingkungan yang sosial yang bersifat homogen atau dalam suatu sistem sosial tunggal dan bersifat dominan.

Karya-karya yang dipilih untuk kegiatan pameran ini menunjukkan artikulasi yang kuat yang berkaitan dengan dasar nilai-nilai religiusitas dan pluralitas budaya yang dipercayai oleh para seniman. Mereka adalah para seniman yang berasal dari berbagai angkatan, dari yang senior hingga seniman yang paling muda, juga berasal dari berbagai jenis lingkungan sosial dan agama. Perbedaan agama tersebut tidak menghalangi dasar nilai keyakinan spiritual (iman) mereka untuk mengenal dan memahami realitas kehidupan dalam perspektif yang kaya dan plural. Para seniman mengungkapkan segi pengalaman hidup mereka, secara sosial dan kultural, dalam cara ekspresi masing-masing yang khas, artistik,  dan bersifat personal.

Pameran ini menampilkan 19 koleksi yang terdiri atas lukisan, patung, objek dan video art karya seniman : Srihadi Soedarsono, Affandi, Ahmad Sadali, A.D Pirous, Nashar, Amang Rahman, Haryadi Suadi, T Sutanto, Arsono, Nyoman Erawan, Krisna Murti, Firman Lie, Beni  Sasmita, Dwi Stya, MG Pringgotono, J.A Pramuhendra, Bpk. Tommy F Nelwan.

Kurator        :    Rizki A. Zaelani & Asikin Hasan

Pameran  dibuka secara resmi oleh :

Dr. Dino Patti Djalal

Ambassador of The Republic of Indonesia  for United States of America

Jumat, 6 Desember  2013  Pukul 10.00 Pagi waktu setempat