Ekskavasi Penyelamatan Struktur Kuno di Rumah Dinas Walikota Surabaya

0
2263
Rumah Dinas Wali Kota Surabaya
Rumah Dinas Wali Kota Surabaya

Surabaya – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Mojokerto melaksanakan ekskavasi tahap I di Rumah Dinas Walikota Surabaya bulan Januari 2013. Sebagai lanjutannya, tahap II dilaksanakan selama 12 hari pada bulan November, sejak 11 – 22 November 2013.

Ekskavasi merupakan salah satu teknik pengumpulan dan pendokumentasian data melalui penggalian tanah yang dilakukan secara sistematik untuk menemukan suatu atau himpunan tinggalan arkeologi dalam situasi in situ (berada di tempat aslinya). Maksud dan tujuan dari kegiatan ekskavasi ini adalah menyelamatkan semua gejala arkeologis yang ditemukan, baik yang di permukaan tanah maupun hasil ekskavasi sebagai antisipasi terhadap berbagai potensi gangguan atas tinggalan purbakala.

Rumah Dinas Walikota Surabaya merupakan bangunan bersejarah yang terletak di Ketabang, dirancang oleh Ir. Citroen, dan selesai pada tahun 1927. Adapun Ketabang merupakan daerah yang dikembangkan oleh dewan kota di bawah pimpinan Asisten Residen AR Lutter, berdasarkan UU Desentralisasi 1903. Perencanaannya adalah untuk pemukiman orang-orang Belanda, kantor kotamadya, rumah walikota, dan rumah panglima angkatan laut.

Sementara itu, berkembang cerita di kalangan pegawai pemerintah kota maupun masyarakat mengenai keberadaan bunker (sejenis bangunan pertahanan militer) atau lorong bawah tanah yang menghubungkan balai kota, rumah dinas, dan Sungai Kalimas. Cerita ini didukung dengan adanya semacam basement yang ada di balaikota dan struktur yang ada di halaman rumah dinas walikota. Kemudian pada tahun 2011 dilakukan pencarian di halaman rumah dinas dan menemukan struktur kuno yang belum diketahui bentuk dan fungsinya.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara survey permukaan, yakni mengamati permukaan tanah dari jarak dekat maupun dengan alat augering–mesin pengebor tanah untuk mengamati potensi di bawah tanah; ekskavasi; studi literatur dan wawancara terbuka. Pengolahan datanya dilakukan secara kualitatif, karena data dan hasil yang diperoleh lebih mengutamakan hasil yang bersifat fisik.

Kegiatan Ekskavasi
Kegiatan Ekskavasi

Hasil penggalian tahap I menunjukkan adanya struktur beton menyerupai denah kolam yang telah terpendam dan beberapa bagian komponen bangunannya telah rusak maupun hilang, memiliki nilai keunikan rancangan, keterbatasan jumlah, dan langka jenisnya serta kepentingan nilainya bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Hasil ekskavasi tahap I ini merupakan awal untuk mencoba mengetahui bentuk struktur secara keseluruhan dan bertahap.

Pada tahap II dilakukan penggalian pada enam buah kotak di halaman barat rumah dinas Walikota Surabaya. Ditemukan satu keping mata uang yang terbuat dari tembaga dan merupakan peninggalan zaman Belanda. Dari hasil analisis yang dilakukan di laboratorium BPCB Mojokerto, mata uang tersebut bernilai nominal 1 cent dan beredar sekitar tahun 1858.  Akan tetapi penyampaian interpretasi terhadap sisa-sisa struktur beton yang terpendam dalam tanah tidak bersifat mutlak, karena variabel data-data yang diperoleh sangat minim.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil ekskavasi tahap I dan II adalah sebagai berikut:

  1. Sisa-sisa struktur merupakan sebuah kolam yang berkaitan dengan hidrologi, tetapi tidak berfungsi sebagai kolam renang. Karena penyelesaian permukaan dinding hanya menggunakan plesteran kasar;
  2. Dari bawah atau dasar kolam keluar sumber air dengan debit cukup besar;
  3. Kolam sengaja diurug jauh sebelum bangunan rumah dinas walikota dibangun. Hal ini didasarkan atas temuan mata uang edisi tahun 1854 yang ditemukan di kotak galian;
  4. Struktur ini bukan jalan rahasia karena penempatannya berada di ruang terbuka dan keletakannya terlalu ke bawah, sehingga rentan terendam air.