Seni Topeng Kalimantan

0
6968

Suku Dayak Apo Kayan di Kalimantan Tengah mempunyai topeng etnis yang disebut Hudo. Topeng ini menggambarkan wajah makhluk mirip burung. Hudo dipakai pada upacara penanaman padi, selain itu juga dipakai untuk mengusir roh jahat dan mengundang roh baik. Hudo dipakai untuk upacara-upacara insiasi yanitu upacara lahirnya seorang bayi, beberapa bulan kemudian diadakan upacara turun tanah, kemudian upacara potong gigi, upacara pernikahan, dimana upacara-upacara tersebut biasa disebut dengan upacara daur hidup.

Topeng Sababuka adalah juga hasil kreasi masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah yang dibuat untuk Habukung atau Babukng. Bukung atau Habukung adalah sosok manusia yang menghias dirinya menjadi seperti hantu atau jin dengan muka bercoreng, dada berukir, lalu menggunakan asesoris dari daun kelapa dan daun ribuan atau terkadang juga mengenakan topeng yang disebut Bukung Raja. Motif topeng Sababuka berupa wajah seram dengan hidung panjang, mata besar, bertaring atau memiliki gigi tajam, dan lidah menjulur keluar.

Sababuka akan terlihat pada saat upacara kematian. Topeng ini biasanya digunakan pada malam hari oleh sejumlah penari sambil membunyikan alat-alat musik untk mengiringi mayat yang akan dikubur. Juga terkadang dipergunakan dalam ritual Tiwah. Tiwah adalah ritual adat Dayak Ngaju berupa pemindahan tulang-belulang milik leluhur dari tempat penguburan sekunder ke kuburan permanen dengan maksud agar roh leluhur bisa mencapai tempat lebih tinggi dan mulia. Dalam upacara ini diisi juga dengan pesta adat dan kurban hewan seperti sapi, kerbau, atau babi. Keberadaab Sababuka sebagai bukti bahwa masyarakat Dayak sangat memperhatikan keseimbangannya antara kehidupan dan kematian. Dibalik fungsinya itu, topeng Sababuka memiliki nilai seni dan estetika sangat tinggi. Biasanya terbuat dari kayu gabus atau kayu lunak lainnya.

Suku Dayak Kenyah, Dayak Bahau dan Modang di Kalimantan Timur juga memiliki topeng bernama Hudog. Topeng Hudog dibawakan dengan menari dipakai sebagai symbol untuk mengusir hama saat mulai musim tanam padi serta memohon kesuburan kepada para dewa. Topeng tersebut menggambarkan karakter hama tanaman dan satwa-satwa yang berbahaya.

Suku Dayak Kendayan di Kalimantan Barat memiliki tiga jenis topeng yaitu topeng Buta, topeng Ohok, dan topeng Kalingkoet. Kata Buta, berarti raja hantu. Jadi topeng Buta adalah topeng yang menyerupai wajah raja hantu. Menurut keyakinan orang-orang Dayak, hantu ini tinggal di dalam gua dan paling ditakuti manusia. Ohok yaitu orang berwajah jelek. Karena jelek makan ia lebih menyukai berkawan dengan Buta. Sedangkan Kalingkoet adalah hantu berwajah jelek. Mukanya mirip dengan wajah topeng Ohok, hanya saja topeng Kalingkoet hidungnya mirip belalai gajah, lubang hidungnya mengarah ke atas, lidah menjulur, serta mempunyai taring yang juga mengarah ke atas.

 

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya