Kabupaten Jember

0
13946

Penerima Anugerah Kebudayaan Kategori Pemerintah Daerah 2016. Jember memang kaya. Bukan hanya wisata dan makanan,  juga dari seni budayanya, seperti yang sudah ditampilkan dalam Festival Pandalungan Jember 2016. Sejumlah atraksi menarik dari musik, seni dan budaya yang ditampilkan tumplek blek di Alun-Alun Jember ini mampu menghebohkan masyarakat bahwa Jember kaya akan segala hal.

Pemerintah Jember saat ini sedang menggenjot kunjungan wisata, baik dari turis mancanegara maupun turis domestik. Maka, pemerintah setempat sedang menjadikan Jember sebagai ikon destinasi Jawa Timur dengan wisata budayanya. Apalagi setelah Jember Fashion Carnaval (JFC) digelar setiap tahun, nama Jember seketika melambung sampai ke pelosok dunia. Sejak Agustus 2007, Jember telah memiliki program tahunan yang disebut dengan Bulan Berkunjung ke Jember.

Bupati Jember periode 2016-2021, Hj. Faida MMR, bahkan telah menyiapkan 3.000 titik panggung seni dan budaya yang berada di tiap kecamatan yang tersebar di Kabupaten Jember. Tiap kecamatan ada tempat semacam lapangan di semua titik kecamatan. Bukan hanya di alun-alun, tapi di semua titik akan dibuatkan taman terbuka, yang merupakan panggung untuk kegiatan seni dan budaya.

Meski Jember tidak memiliki budaya asli, akan tetapi justru budaya kombinasi antara budaya Madura dan Jawa ini akan menjadikan Jember memiliki keunikan tersendiri. Jember justru dianggap sebagai Indonesia mini, memunculkan sesuatu yang unik. Festival Pandalungan 2016 telah menjadi bukti bahwa Jember memang memiliki kekayaan seni dan budaya. Kekhasan kota Jember akan ditunjukkan dengan digalakkannya produksi Ublang,  perpaduan antara udeng dan blangkon. Udeng merupakan kekhasan ikat kepala Madura, dan blangkon adalah penutup kepala asal Jawa.

new-picture-1Selain memajukan seni budaya yang ada di Jember, pemerintah kabupaten juga telah menyiapkan  Museum Jember menjadi wisata edukasi. Masyarakat membuat rumah-rumah budaya, kini menjamur di mana-mana. Semua potensi harus terakomodir. Animo masyarakat yang luar biasa secara budaya membuat Jember menjadi dikenal secara nasional. Menyatukan semua unsur budaya “Pandalungan“ berarti bersinergi dengan semua unsur masyarakat.

Pandalungan adalah asimilasi antara budaya Jawa dan Madura. Asimilasi ini membentuk suatu komunitas yang terbesar di pesisir pantai utara Jawa Timur dan sebagian pesisir selatan Jawa Timur bagian timur. Pengaruh terbesar komunitas Pandalungan adalah budaya Madura dan Islam, dengan bahasa sehari-hari menggunakan bahasa Madua. Kesenian yang tumbuh dan berkembang di wilayah ini bercorak Mataraman dan sekaligus Pandalungan dengan karakter dasar nilai Islam yang sangat kuat dalam berbagai corak kesenian rakyatnya.

Semua itu berjalan sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Jember, yakni terwujudnya pemerintah daerah yang demokratis dan efisien dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat.

Beberapa tahun terakhir memang terjadi lonjakan kunjungan wisata ke Jember, dan melambungkan nama Jember sehingga menjadi perhatian nasional bahkan dunia. Penyebabnya adalah digelarnya berbagai acara baik tingkat daerah, nasional maupun internasional, seperti: (1) Jember Fashion Carnaval (JFC), setiap tahun sejak tahun 2001; (2) Festival Egrang Ledok Ombo Jember, dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2010; (3) Festival Budaya Pesisir Selatan (dilaksanakan bergilir tiap tahun di kota yang berbeda, tahun 2014 giliran Jember yang menjadi tuan rumah); dan (4) Festival Kuliner.

Kuliner adalah bagian tidak terpisahkan dari pengembangan industri pariwisata di Jember. Tiap tahunnya diadakan Festival Kuliner untuk mendongkrak kunjungan wisatawan. Jember memiliki masakan khas, yaitu bakso kabut, bakso sukir, pecel gudeg, pecel pincuk garahan, dengan aneka minuman seperti wedang cor dan kopi kelapa. Oleh-oleh sebagai buah tangan juga tersedia, seperti suwar-suwir, prol tape, pia tape, brownies tape, dan dodol tape.

Pemda Jember saat ini sedang menaruh harapan bahwa setiap anak  harus mengenal budaya kita, bukan hanya mempunyai ilmu pengetahuan saja. Anak-anak juga harus menguasai salah satu budaya.  Paling tidak satu budaya dipahami oleh anak-anak atau pemuda.

Bupati Jember  Hj. Faida MMR sangat mengapresiasi atas penghargaan dari pemerintah. Katanya, “Ini bukti nyata bahwa pemerintah pusat sudah memberikan perhatiannya kepada prestasi pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten Jember. Kami tidak akan berjuang sendiri, harus ada kerja sama dengan pemerintah pusat dan masyarakat untuk Menjadikan budaya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita. Dengan budaya kita jadikan sukses bagi kehidupan kita. Dengan pendidikan hidup kita menjadi lebih mudah, dengan agama hidup kita lebih terarah, dan  dengan seni budaya hidup kita menjadi lebih indah.”

new-picture-3Kegiatan Budaya  di Jember:

  1. Jember Fashion Carnaval (JFC) diselenggarakan setiap tahun sejak 2002
  2. Festival Egrang Ledok Ombo Jember (dilaksanakan setiap tahun sejak 2010)
  3. Festival Budaya Pesisir Selatan (bergilir tiap tahun di kota yang berbeda. Tahun 2014 giliran Jember yang jadi tuan rumah)
  1. Festival Kuliner (kuliner adalah bagian tidak terpisahkan dari pengembangan industri pariwisata di Jember; tiap tahunnya diadakan festival kuliner untuk mendongkrak kunjungan wisatawan)

Produk Budaya :

  1. Al Baitul Amien (Masjid Tujuh Kubah dengan biaya Gabah)

Di era tahun1970-an, Masjid Jakim Al Baitul Amien merupakan sebuah bangunan yang dinilai paling fenomenal dan monumental. Masjid ini terletak di sebelah barat alun-alun. Dengan bentuk arsitektur menyerupai tempurung kelapa, masjid ini dibangun di masa Bupati Abdul Hadi, sekitar tahun 1970-an. Selain dari pemerintah daerah, masjid ini dibiayai oleh masyarakat karena bupati memerintahkan para kepala desa untuk melibatkan masyarakat memberikan sumbangan material berupa kelapa, yang kemudian dijual dan hasilnya disumbangkan untuk pembangunan masjid ini. Di sebelah selatan adalah masjid lama yang sengaja dipertahankan karena memiliki nilai sejarah.new-picture-2

  1. Situs Doplang

Situs Doplang yang lokasinya terletak di Dusun Duplang, Desa Kalam, Kecamatan Arjasa, merupakan situs utama di Kabupaten Jember. Situs ini merupakan   peninggalan zaman megalitik, berada di areal seluas 12 hektar dengan lokasi ketinggian 270 – 290 meter di atas permukaan laut (dpl). Hasil inventarisasi menunjukkan terdapat 69 buah batu kenong, enam dolmen, dua  menhir, satu lumpang batu dan bekas kubur peti batu. Batu-batu tersebut sampai saat ini masih terawat dengan baik, dengan lingkungan yang rapi dan bersih.

  1. Wahana Wisata Tugu Mastrip

Objek wisata ini berada di tepi jalan raya yang menghubungkan kota Jember – Wonosobo, tepatnya di Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk. Tugu Mastrip I dan II berada dalam kawasan hutan lindung, termasuk dalam objek wisata palagan yang berfungsi untuk mengenang perjuangan para pahlawan kemerdekaan sewaktu melawan penjajah Belanda.

  1. Tarian Jaran Kencak

Masyarakat Jember juga memiliki kesenian tradisional, yaitu tarian jaran kencak (kuda menari). Tarian ini biasanya ditampilkan untuk menghibur masyarakat kala ada kegiatan sunatan, dan diarak berkeliling desa. Saat ini, seni kuda kencak menjadi sebuahatraksi wisata dan ditampilkan pada saat festival atau karnaval budaya.

  1. Tarian Lahbako

Tarian ini adalah tarian tradisional yang menggambarkan petani yang sedang menanam dan mengolah tembakau. Tembakau merupakan komoditi ekspor wilayah Jember selain kopi, karet dan kakao. Jember tidak hanya dikenal dari tembakaunya, tetapi juga keunikan budaya dan kekhasan tarian lahbako, suatu tarian yang disajikan untuk menyambut wisatawan mancanegara maupun domestik di Jember.

  1. Candi Deres

Candi Deres terletak di Dusun Deres, Desa Gumukmas, Kecamatan Gumukmas. Bangunan ini terdiri atas batu bata merah yang lebih dari 75 persen telah mengalami kehancuran. Di tengah-tengah bagunan utama ditemukan sebuah yoni tanpa lingga. Yoni tersebut diletakkan di luar punden yang di kelilingi oleh susunan batu bata.

  1. Goa Jepang

Goa ini termasuk ke dalam kawasan Pantai Bandealit di Taman Nasional Meru Betiri. Berada pada ketinggian sekitar 200 meter dpl, goa Jepang termasuk ke dalam Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo. Di depan goa terdapat tumpukan batu yang konon dipergunakan sebagai perlindungan saat penyerangan musuh, bila musuh memasuki kawasan Bandealit.

Batik Jember

Memiliki motif dan corak berbeda dengan batik Solo dan Jogja. Batik ini memiliki corak yang khas, yakni bermotif daun tembakau yang merupakan ciri khas Jember, yang menjadi penanda bahwa kot aini adalah salah satu kota penghasil tembakau terbesar di Indonesia. Rumah Batik Rolla di Kecamatan Patrang memasukkan gambar komoditas unggulan lain sebagai motif, seperti kopi, cokelat, dan buah naga.new-picture-4