Haji Ato Hermanto: Ingat Dodol, Ingat Garut

0
2956

Salah satu impian Haji Ato Hermanto adalah dodol menjadi ikon kota Garut. “Begitu orang menyebut dodol, orang akan langsung teringat Garut,” katanya berapi-api. Oleh karena itu, ia tak pernah kenal lelah berjuang melestarikan dan mengembangkan dodol agar tetap eksis dan cocok dengan selera zaman.

Ketika menerima tongkat estafet usaha keluarga untuk memimpin PT Herlinah Cipta Pratama yang menghasilkan Dodol Picnic dari generasi pertama keluarganya, tahun 2000, kondisi dunia usaha pada umumnya sedang susah-susahnya akibat krisis moneter. Tak terkecuali usaha dodol. Kondisi usaha saat itu sungguh berat. Namun, bagi Ato, kondisi yang berat itu justru menjadi peluang bagi pengembangan usahadodol yang telah dirintis keluarganya sejak tahun 1950-an. Bahkan ia mau melestarikan kuliner dodol yang telah lama menjadi kekhasan Garut, kota berhawa dingin yang pernah dikunjungi komedian dunia Charlie Chaplin sebanyak dua kali, yaitu pada 1927 dan 1932.

“Dunia usaha saat itu sedang susah akibat krisis moneter. Namun saya melihat krisis itu justru menjadi peluang untuk membangkitkan usaha kami dalam bidang dodol. Dengan keyakinan itu saya membangun kembali perusahaan keluarga yang dipercayakan kepada kami,” tutur Haji Ato tentang awal keterlibatannya dalam perusahaan keluarga.

Di tangannyalah perusahaan ini melakukan berbagai upaya perbaikan, penyempurnaan dan pengembangan dalam berbagai bidang. Mulai dari manajemen, produksi, pengembangan produk, pemasaran, administrasi, SDM sampai diversi kasi produk aneka dodol garut.

Ia memberanikan diri mengambil kredit dari bank untuk mengembangkan usahanya. Upayanya untuk mengangkat kembali dodol jadi makin lebih kompetitif di pasaran membawa hasil. Perusahaan keluarga itu dapat melewati kondisi krisis dunia usaha waktu itu. Usahanya kembali berkembang. Bahkan kini sebagian besar pasar dodol di Tanah Air dikuasainya. Jumlah karyawan yang bekerja di perusahaannya pun terus bertambah jadi sekitar 350 orang.

Menurut Ato, perusahaan yang ia pimpin bisa terus bertahan karena memegang teguh visi, misi, dan strategi perusahaan yang dilandasi oleh tiga prinsip utama manajemen yang diterapkan melalui pengelolaan manajemen kekeluargaan dan pengabdian menuju ke arah profesional. “Prinsip-prinsip tersebut adalah mawas diri, tahu diri, dan harga diri,” paparnya.

Dalam soal produk, perusahaannya mencoba menghasilkan dodol yang sesuai dengan tren pasar. Maka, ia menambahkan variasi rasa buah-buahan, brownies, sampai cokelat. Dengan rasa baru itu, Dodol Picnic bisa terus bersaing dengan jenis panganan lain di pasar. Rasa Dodol Picnic yang dipasarkan bermacam-macam, yaitu Dodol Picnic Classic, Dodol Picnic Special Aneka Buah, Dodol Picnic Special Aneka Rasa, Choco.Dol, dan Dodol Brownies.

Upayanya untuk memajukan dodol tak sampai di sana. Haji Ato memperkenalkan “Wisata Dodol Picnic”. Ia mengundang wisatawan untuk menyaksikan langsung bagaimana proses pembuatan dodol dari beras ketan dan gula pasir. Yang berminat dapat mengajukan aplikasi lewat surat elektronik minimal tujuh hari sebelum kunjungan.

“Wisatawan yang dilayani di sini tidak hanya rombongan, tapi juga bisa perorangan,” ujar Ato dengan penuh semangat. Ia berharap agar wisatawan mendapat kesan yang mendalam berkaitan dengan proses pembuatan dodol dan mau berkunjung lagi ke Garut. Harapan lain dari itu semua adalah pemasaran dodol bisa terus meningkat.

Haji Ato adalah generasi kedua yang mewarisi usaha keluarga. Ia menerima usaha dodol itu dari tangan Haji Muksin, adik dari Haji Aam Mawardi (ayah kandung Ato) dan Haji Iton Damiri (uwa/ kakak dari Aam Mawardi). Aam dan Iton yang telah merintis usaha dodol sejak tahun 1950 sehingga bisa dikenal luas di Bandung dan Jawa Barat pada umumnya. Sejak tahun 1972, perusahaan dipimpin oleh H Muksin.

Haji Ato saat ini sedang mempersiapkan generasi ketiga yang akan memimpin perusahaan keluarga tersebut agar usahanya dapat terus berlanjut dan makin berkembang. “Saya sudah menyiapkan calon-calonnya. Ada dari ponakan, tetapi juga ada dari kalangan profesional. Sekarang eranya kaum profesional,” tuturnya.

Dodol Picnic mendapatkan bahan pembuatan dodol dari Garut juga. Perusahaan tersebut menggunakan beras ketan produksi Garut yang kualitasnya, menurut Ato, termasuk terbaik. Karena itu, perusahaannya menjalin kemitraan dengan para petani beras ketan di sana. Kemitraan itu membuat perusahaannya tidak kekurangan pasokan beras ketan, sementara para petani beras ketan tidak perlu repot-repot mencari pasar.

Sejak lama, Garut terkenal sebagai penghasil makanan dodol yang memiliki cita rasa yang khas dan banyak digemari masyarakat luas. Potensi inilah yang mendorong Haji Iton Damiri pada tahun 1949 merintis usaha dodol garut. Perusahaan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga pada tahun 1957 Haji Iton mengajak adiknya, Haji Aam Mawardi, untuk bergabung. Atas prakarsa Haji Aam, merek dagang perusahaan ini diganti dengan Picnic.

Tahun 1972 Haji Aam meninggal, lalu Haji Muksin, adiknya, diminta untuk ikut dalam perusahaan. Pada tahun 1973, perusahaan melakukan desain ulang kemasan untuk menghindari terjadinya pemalsuan akibat adanya persaingan tidak sehat. Desain diganti berwarna merah bit dengan latar belakang keemasan bergambar buah-buahan.

Perusahaan ini kian berkembang pesat, maka (tahun 1979) perusahaan ini mendirikan pabrik yang lebih besar supaya dapat meningkatkan produksinya. Pabrik didirikan di atas lahan seluas sekitar 5000 meter persegi, berlokasi di Jalan Pasundan, Garut, tempat pabrik ini berdiri hingga sekarang. Pada tahun 1986, status perusahaan perseorangan diubah menjadi perusahaan berbadan hukum “perseroan terbatas” (PT) dengan nama PT Herlinah Cipta Pratama. Sejak tahun 2000 terjadi regenerasi kepemimpinan di perusahaan: Haji Ato Hermanto dipercaya menjadi direktur perusahaan.