BIMBINGAN TEKNIS DIPLOMASI BUDAYA DAMAI DEMI MEMBANGUN PERDAMAIAN DI LAMPUNG

0
1221

Direktorat Warisan Diplomasi Budaya, satuan kerja Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melaksanakan “Bimbingan Teknis Diplomasi Budaya Damai Dalam Rangka Gerakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Melalui Kebudayaan Pada Generasi Muda” pada tanggal 10 – 13 Mei 2017 di kota Bandar Lampung, Lampung. Kegiatan Bimbingan Teknis Diplomasi Budaya Damai ini merupakan kegiatan Diplomasi Budaya melalui pertukaran. Dalam arti pertukaran tentang kebudayaan baik yang berbentuk tak benda maupun kebudayaan yang berbentuk benda. Kegiatan ini dilakukan di daerah rawan konflik dengan mindset Indonesia adalah Negara yang menjunjung tinggi toleransi dan perdamaian meskipun terdiri dari berbagai latar belakang suku dan agama. Melalui mindset tersebut, kegiatan ini melibatkan pemuda yang mewakili berbagai latar belakang agama dan suku di daerah rawan konflik tersebut.

Keragaman kasus konflik sosial yang terjadi di wilayah kota dan kabupaten Lampung paling banyak disebabkan oleh faktor ekonomi dan disusul dengan kondisi sosial-budaya. Fenomena ini menunjukkan bahwa terpenuhinya kepentingan ekonomi dan kondisi sosial-budaya yang memadai menjadi faktor penting dalam melihat derajat kerawanan sosial pada masyarakat yang beragam di Provinsi Lampung.

Pada hari Jumat, 12 Mei 2017, para peserta melakukan kunjungan ke wilayah konflik di Kecamatan Natar, Lampung selatan. Salah satu konflik terjadi di Dusun Banjarejo, Desa Merak Bain. Pada waktu itu ketua pemuda yang sekarang menjadi Kepala Desa, mengambil andil dalam mendamaikan kedua belah pihak yang mengalami konflik. Pihak Kecamatan menjelaskan bahwa konflik terjadi pada tahun 2004 ini berkelanjutan dan selalu tertunda untuk diselesaikan. Pemerintah yang juga dibantu oleh KUA dan Organisasi Pemuda dari kalangan masyarakat melakukan pendekatan kepada masyarakat yang mengalami konflik dengan mengadakan pertemuan dan mediasi. Sebagai mediator konflik diperlukan bahasa yang santun agar warga yang mengalami konflik dapat memahami kondisi sebenarnya.

Melalui Bimbingan Teknis Budaya Damai Peserta diharuskan bertukar pikiran dan berkolaborasi untuk mencapai solusi mengenai perdamaian di daerah mereka masing-masing dengan cara berdiskusi, belajar, dan bermain. Selain itu ada tahapan Internalisasi dan Eksternalisasi nilai budaya damai. Internalisasi fokus pada upaya penanaman nilai-nilai budaya damai, sedangkan Eksternalisasi budaya damai ditekankan pada proses aktualisasi diri peserta berdasarkan derajat kesadarannya melalui tindakan nyata. Setelah mengikuti kegiatan ini peserta diharapkan menjadi agen budaya damai di daerahnya masing-masing dengan membangun perdamaian sejak dini.