Tapak Tilas Proklamasi 2019, Kuatkan Sejarah Bangsa

0
713
Ibu Mutia Hatta dan Ibu Sukmawati Soekarnoputri dalam mengikuti Tapak Tilas Proklamasi 2019
Ibu Mutia Hatta dan Ibu Sukmawati Soekarnoputri dalam mengikuti Tapak Tilas Proklamasi 2019

Jakarta, 16 Agustus 2019, Bertempat di Taman Proklamasi Jl. Proklamasi, No.10, Jakarta Pusat, Direktorat Sejarah mengadakan kegiatan Tapak Tilas Proklamasi Tahun 2019, kegiatan Tapak Tilas Proklamasi merupakan kegiatan rutin Direktorat Sejarah yang dilakukan setiap tahunnya bersama UPT. Direktorat Jenderal Kebudayaan Museum Perumusan Naskah Proklamasi, menjelang perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Kegiatan ini sangat penting dilakukan dalam rangka menjaga ketersambungan nilai sejarah peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Dr. Mohammad Hatta, pada 17 Agustus 1945.

Peristiwa Sejarah lahirnya Republik Indonesia harus terus menerus diingat dan dilaksanakan peringatannya agar rangkaian setiap peristiwa tersebut terus diingat generasi-generasi penerus bangsa untuk dapat dijadikan tauladan dan kebijakan dalam mengarungi kehidupan berbangsa dan bernegara di kemudian hari.

Kegiatan Tapak Tilas berpusat di dua lokasi yang berbeda, diantaranya adalah di Museum Perumusan Naskah Proklamasi (ex. Rumah Laksaman Maeda) sebagai titik kumpul perjalanan tapak tilas kemudian dilanjutkan menelusuri jalan Imam Bonjol dan  berakhir di Taman Proklamasi (ex Kediaman Ir. Soekarno) di Jalan Proklamasi, yang berjarak 2 Km dengan jumlah peserta 1000 orang yang terdiri dari Pelajar Jabodetabek dan Masyarakat.

Suasana Taman Proklamasi saat Pelaksanaan Tapak Tilas Proklamsi 2019

Hadir memberi sambutan Dr. Mutia Hatta  sebagai perwakilan keluarga Proklamator Kemerdekaan Dr. Mohammad Hatta yang dalam sambutannya menyampaikan arti penting dari pelaksanaan kegiatan Tapak Tilas, “Tiap tahun kita melakukan peringatan ini kita perlu ingat tantangan bangsa yang berbeda pada setiap tahunnya. Generasi muda harus belajar, bukan untuk pandai tetapi untuk bisa cerdas dan mampu menciptakan teknologi untuk bangsa dan negara. Di tengah multikulturnya bangsa, kita harus menjaga persatuan jangan pernah tidak mengenal bangsa kita karena itu modal pembangunan bangsa”.

Pada kesempatan yang sama, Ibu Sukmawati Soekarnoputri mewakili keluarga Proklamator Kemerdekaan  Ir. Soekarno menyampaikan, “Bangsa yang terjajah adalah bangsa yang hina, jadilah kita sebagai generasi penerus harus memiliki  jiwa yang merdeka. Baginya untuk mengisi kemerdekaan genersai muda harus waspada dan anti narkoba. Generasi muda sebagaimana tema hari kemerdekaan kita tahun ini, SDM Unggul Indonesia Maju, kita harus menyiapkan masa depan kita dengan baik”.

Kegiatan ditutup dengan pemberian hadiah pada peserta parade terbaik Tapak Tilas Proklamasi 2019, dan pembagian hadiah Kuis Kesejarahan dengan tema Peristiwa sekitar Proklamasi yang di sampaikan oleh para keluarga Proklamator dan Pejabat dilingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktur Sejarah Dra. Triana Wulandari, M.Si. Memberikan Hadiah Penghargaan Pada Pemenang Lomba Yel-yel Perjuangan Terbaik Kepada Peserta Tapak Tilas Proklamasi 2019.

Kegiatan Tapak Tilas Proklamasi adalah salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang dilaksanakan Direktorat Sejarah, bersamaan dengan Peringatan 70 tahun Konferensi Meja Bundar (KMB), bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Galeri Foto Jurnalistik ANTARA menyelenggarakan pameran kesejarahan yang mengambil tema “ART AND DIPLOMACY”.

Pameran berlangsung mulai 15 Agustus sampai dengan 25 Agustus 2019 di Perpustakaan Nasional Lantai 4 (Zona Pameran) Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Pada Pelaksnaan kegiatan juga diadakan Workshop Fotografi pada Selasa, 20 Agustus 2019 dan Pemutaran Film Dokumenter “Kilas Balik Proklamasi” pada Rabu, 21 Agustus 2019.

Pojok Pameran Art and Diplomacy di Perpustakaan Nasional, Jl. Medan Merdeka Selatan Jakarta Pusat.

Dalam pameran kesejarahan ini ditampilkan berbagai sumber sejarah dalam berbagai bentuk, seperti dokumen, poster, foto, lukisan, dan lain sebagainya. Salah satu yang dipamerkan adalah lukisan dan sketsa pelukis Moh. Thoha tahun 1947 (yang pada saat itu masih anak-anak) mengenai penangkapan Soekarno dan Moh. Hatta oleh Pasukan Belanda di Yogyakarta pada saat Agresi Militer II. (IAF)