Pembukaan Pameran Kesejarahan “Art and Diplomacy”

0
601
Dr. Hassan Wirajuda sedang mengamati lukisan bersama kurator Oscar Motuloh (Galeri ANTARA) pada Pameran "Art and Diplomacy" di Perpustakaan Nasional.

JAKARTA – Dalam rangka HUT ke 74 Republik Indonesia yang bersamaan dengan Peringatan 70 tahun Konferensi Meja Bundar (KMB), Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Galeri Foto Jurnalistik ANTARA menyelenggarakan pameran kesejarahan yang mengambil tema “ART AND DIPLOMACY”.

Pameran berlangsung mulai 15 Agustus sampai dengan 25 Agustus 2019 di Perpustakaan Nasional Lantai 4 (Zona Pameran) Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Dalam pameran kesejarahan ini ditampilkan berbagai sumber sejarah dalam berbagai bentuk, seperti dokumen, poster, foto, lukisan, dan lain sebagainya. Salah satu yang dipamerkan adalah lukisan dan sketsa pelukis Moh. Thoha tahun 1947 (yang pada saat itu masih anak-anak) mengenai penangkapan Soekarno dan Moh. Hatta oleh Pasukan Belanda di Yogyakarta pada saat Agresi Militer II.

Seperti kita ketahui revolusi perjuangan mencapai kemerdekaan bangsa tidak hanya berlangsung di medan perang tapi juga melalui meja perundingan dan diplomasi dan internasional yang puncaknya pada 27 Desember 1949 ketika Konfrontasi Meja Bundar yang diadakan di Den Haag, Belanda menjadi tonggak penyerahan kedaulatan kepada Indonesia.

Perjuangan fisik dan diplomasi bersejarah tersebut terekam melalui berbagai karya seniman masa revolusi dalam bentuk berbagai karya sket dan lukis yang menjadi simbolisme artistik sekaligus saksi bisu mengenai sebuah tekad meraih kedaulatan bangsa.

Bersamaan dengan penyelenggaran pameran ini, dilaksanakan seminar kesejarahan dengan tema “Diplomasi dalam Mempertahankan Kemerdekaan” di ruang serbaguna lantai 4 Perpustakaan Nasional dengan menghadirkan pembicara: Dr. Hassan Wirajuda (mantan Menteri Luar Negeri RI), Dra. Halida Hatta, M.A. (puteri bungsu dari Moh. Hatta), Prof. Hikmahanto Juwana (Guru Besar Hukum UI), Prof. Dr. Fridus Steijlen (KITLV Leiden), Dr. dr. Rushdy Hoesein (sejarawan) dan Kolonel Caj Kusuma (Pusjarah TNI). Dalam seminar yang diadakan dalam dua sesi tersebut, dimoderatori di masing-masing sesi oleh Prof. Dr. Djoko Marihandono (Universitas Indonesia) dan Dr. Bonnie Triyana (Majalah Historia).

Juga akan diluncurkan pula buku berjudul “Art and Diplomacy”. Buku ini  gambaran peristiwa tentang periode yang sangat panting dalam perjalanan sejarah Indonesia dalam berbagai bentuk, baik dokumen, foto maupun poster dan lukisan yang dikemas menarik.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan kita bisa mendapat pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah dan semangat nasionalisme dalam meraih kedaulatan bangsa sehingga kita mampu memaknainya sebagai modal untuk mengisi kemerdekaan demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. (FRM)