Pameran Besar Seni Rupa 2018 Mendukungan Penguatan Pendidikan Karakter

0
2281

Batu Malang – Pameran Besar Seni Rupa (PBSR) 2018  diselenggarakan oleh Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  merupakan acara tahunan yang  memamerkan karya-karya perupa Indonesia. Pameran ini berlangsung pada tanggal 15 Sepember  sampai 12 Oktober 2018 yang berlokasi di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani dan Rumah Dinas Wali Kota Batu (Balai Kota Lama). Terpilihnya kota Batu sebagai tempat (venue) penyelenggaraan PBSR 2018 berkat kerja sama antara Direktorat Kesenian dan Pemkot Batu. Sebagai venue PBSR, kota Batu memiliki daya dukung sumber daya yang sangat baik karena terdapat banyak perupa aktif yang didukung komunitas seni bernama Pondok Seni Batu yang telah berdiri sejak decade 1980-an.

Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang mendukung penguatan pendidikan  karakter yang berbasis sekolah dan masyarakat. Melalui kegiatan ini harmonisasi olah hati, olah rasa dan olah pikir akan terangkum dalam berbagai kegiatan tersebut, baik bagi pelajar, mahasiswa maupun masyarakat, sebagai peserta atau apresiator.

Pembukaan Pameran Besar Seni Rupa (PBSR)  2018 dilaksanakan Sabtu malam pada tanggal 15 September 2018 di Balai Kota Among Tani. Acara ini dibuka secara resmi oleh Komandan Korem 083/Bhaladika Jaya Kolonel Bagus Suryadi Tayo, Dewanti Rumpoko (Walikota Batu) dan Restu Gunawan (Direktur Kesenian), secara simbolis dengan menggoreskan tinta di atas kanvas dan pengguntingan pita di Graha Pancasila sebagai tanda telah dibukanya acara tersebut. PBSR 2018 diikuti oleh 101 Seniman yang di kuratori oleh Djuli Djatiprambudi.

Selain pameran, rangkaian acara pendukung lainnya selama 4 hari 3 malam antara lain, kunjungan dan diskusi di studio perupa Kota Batu, Dialog Budaya Panji, Wisata dan berkarya bersama (sketsa bersama) di Coban Talun dan Museum Angkut, Artist talk, Workshop Topeng Panji, dan Workshop Recycle Art untuk pelajar SD/SMP. Pemerintah Kota Batu juga menggelar acara  yang bertajuk ‘’Desa Berdaya Kota Berjaya’’ di sekitar lokasi pameran, yaitu Pameran Keris di lobby Gedung Among tani, Gelar Produk UMKM Kota Batu, Stand Seni Rupa dan Kerajinan Tangan di halaman Graha Pancasila, Panggung Pertunjukan Seni  setiap hari Sabtu dan Minggu malam selama berlangsungnya PBSR 2018, serta Program Apresiasi Seni. Kunjungan siswa-siswa sekolah dikoordinasi oleh Dinas Pendidikan Kota Batu.

Pameran Besar Seni Rupa (PBSR)  tahun 2018  bertema ‘’PANJI’’. Pada pameran ini menampilkan 101 karya seniman dari Jawa Timur, Madura, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. Kegitan tersebut dilaksanakan di Gedung Among Tani, kantor Walikota Batu dan Pendopo Joglo, rumah dinas Walikota Batu (Balai Kota Lama).

Kunjungan dan dialog ke seniman Rupa yang ada di kota Batu yaitu: Omah Budaya Slamet (Slamet Henkus), Studio Jaring (Iwan Yusuf), Studio Barongan Artventure (Muchlis Arif), Studio Garasi (Djoeari Soebagja), Studio Klandungan (Gatot Pudjiarto), dan Studio 299 (Isa Ansory). diadakan juga Artist Talk dengan membuka ruang publik untuk berdiskusi, dimana peserta PBSR mempresentasikan karyanya yang ada di pameran dan membicarakan tentang perkembangan Seni Rupa Indonesia saat ini serta pentingnya event besar seperti PBSR bagi kelangsungan Seni Rupa Indonesia.

Peserta PBSR di Coban Talun selain berwisata mereka juga berkarya kelompok yaitu membuat karya lukis dengan berekplorasi bersama seniman lainnya dalam satu kanvas, karya tersebut merupakan refleksi terhadap apa yang dirasakan dan dilihat di sekeliling Coban Talun. Hasil Karya-karya tersebut  sarat dengan makna tentang alam dan manusia. Keterlibatan Siswa-siswi sekolah pada rangkaian kegiatan lainnya di PBSR yaitu pada Workshop Pengembangan Kreativitas Seni Rupa dan Workshop Topeng panji. Pada workshop tersebut siswa dan siswi mendapatkan pengalaman bagaimana proses karya tercipta dan bagaimana mengolah sampah menjadi karya yang dapat digunakan.

Kegiatan PBSR tahun 2018 mendapat respon positif dari semua pihak, baik dari pelaku seni, pemerintah daerah maupun masyarakat luas. Hal ini dapat terlihat dari jumlah pengunjung yang hadir pada pameran tersebut, yaitu berkisar antara 300 sampai 600 orang per hari.(PED)