Jakarta – Direktorat Kesenian melalui program Fasilitasi Kegiatan Kesenian mendukung penuh kegiatan-kegiatan kesenian yang berkembang di masyarakat yang mengandung nilai budaya, kearifan lokal dan mencerminkan karakter bangsa.
Adalah Matheus Sakeus putra asli Labuan Bajo sebagai salah satu peserta terpilih yang mengajukan pameran tunggal seni rupa dengan mengusung tema “Talk Activism”, pameran ini dilaksanakan pada tanggal 12-16 September 2017 di Aula Hotel Pelangi Labuan Bajo.
Matheus Sakeus menghadirkan 50 karya seni yang terdiri atas 20 karya lukis, 7 sketsa, 2 drawing, 2 instalasi dan 19 kerajinan (kriya). Ragam karya yang dihadirkan Matheus dalam pameran tunggalnya ini menunjukan ketekunan dan kemampuannya dalam mengeksplorasi ruang seni. Diharapkan melalui pameran tunggal ini, bukan hanya sebagai ruang apresiasi karya, namun lebih dari itu untuk memampukan seni dan karya seni menjadi keseharian warga kota. Sehingga Labuan Bajo yang indah dengan alam bawah laut dan pemandangannya yang luar biasa akan semakin lengkap dengan aktivitas-aktivitas seni yang menarik dan tentunya akan memberikan warna lain dari pariwisata di Labuan Bajo.
Selama pameran berlangsung pengunjung juga disuguhkan dengan diskusi-diskusi yang diangkat terkait dengan tema–tema yang sangat kontekstual dengan keseharian masyarakat Labuan Bajo secara khusus dan Indonesia secara umum. Yakni tentang revolusi mental, nasionalisme, keindonesiaan, identitas komunitas dan budaya, serta keberagaman dan pariwisata. Dengan diskusi ini diharapkan pengunjung tidak hanya datang dan menyaksikan pameran kemudian memberikan apresiasi secara dangkal, tetapi jauh dari itu adalah untuk memberikan makna akan proses belajar, proses kreatif juga kesadaran kritis atas realitas sosial yang dialami.
Manfaat dari program fasilitasi ini tidak hanya dirasakan oleh seorang Matheus Sakeus sebagai seniman tetapi juga bagi seniman lain, bagi pemerintah, pelajar dan komunitas orang muda serta masyarakat secara umum. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Maria Geong. Phd (Wakil Bupati Manggarai Barat) dalam sambutannya mengungkapkan kesadarannya akan pentingnya kesadaran pemerintah untuk menyediakan ruang publik kebudayaan. Para pelajar dan komunitas pun mendapatkan manfaat yang signifikan dari event ini, yakni adanya gerakan konsolidasi gerakan orang muda, berbagi semangat dan spirit perubahan serta tidak menjadi inferior di tengah ruang publik.(SR)
Sumber : Laporan kegiatan “Talk Activism”