[TALKSHOW] Hilmar Farid: Partisipasi masyarakat kunci penting Revitalisasi Desa Adat

0
657

Jakarta – Talkshow Kebudayaan dengan tema Pelestarian Budaya melalui Revitalisasi Desa Adat dan Fasilitasi Komunitas Budaya disiarkan secara live di Metro TV, pada 10.30 WIB, Rabu (8/6).

Desa adat merupakan lembaga yang mempunyai peran penting dalam pelestarian kebudayaan. Perhatian kepada desa adat sangat  diperlukan karena desa adat merupakan salah satu ujung tombak dalam pelestarian kebudayaan yang mempunyai peran yang lengkap. Desa adat adalah penjaga tradisi, sistem religi, sistem mata pencaharian tradisional, kesenian tradisional, arsitektur tradisional, dan sebagainya. Oleh karena itu, pemerintah turut hadir dalam memberikan fasilitasi Revitalisasi Desa Adat (RDA). Harapannya, melalui revitalisasi suatu desa adat maka beberapa unsur kebudayaan pun ikut terlestarikan.

Bangunan adat seringkali menjadi sesuatu yang mahal karena di masa lalu bahan-bahan bangunan dapat diambil langsung dari alam, sementara di masa kini semua harus dibeli dan bahan-bahan pilihan pada saat ini berharga mahal.  Hal tersebut sering berbanding terbalik dengan kemampuan masyarakat di desa adat yang terbatas secara materi, oleh karena itu  bantuan atau dukungan dari pihak lain sangat diperlukan.

“Leluhur kita menciptakan rumah itu pasti ada arti dan maksudnya. Disamping itu, kalau misalkan tembok, ya apa bedanya dengan yang bangunan lainnya? Itu bukan rumah adat. Dan, untuk diketahui bangunan-bangunan adat itu tidak jauh dari kayu yang berhubungan dengan alam. Dan Abah juga berusaha menjaga keseimbangan alam, dengan menganggap ibu itu bumi dan bapak itu langit.”  papar Abah Asep Nugraha, Ketua Desa Sinar Resmi, penerima fasilitasi RDA tahun 2015.

Selanjutnya, Abah Asep juga menjelaskan “Bangunan desa adat itu harus sesuai dengan peruntujkannya tradisi dan budaya yang ada. Jadi dari Kemdikbud itu uang langsung ditransfer tanpa kurang sepeserpun ke desa adat tersebut”

Pemberian fasilitasi bantuan pemerintah dalam program RDA tersebut langsung tepat sasaran (masyarakat adat) tanpa melalui perantara manapun serta tanpa ada potongan sepeser pun. Sehingga diharapkan para penerima fasilitasi RDA merasakan peran pemerintah yang nyata dalam melestarikan budaya dan tradisi dalam masyarakat adat.

Lebih lanjut, Hilmar Farid juga menyampaikan bahwa program fasilitasi Revitalisasi Desa Adat merupakan stimulus dari pemerintah pusat. Harapannya yaitu setelah kegiatan Revitalisasi Desa Ada, pihak pemerintah daerah dapat memberi perhatian yang lebih besar dalam bidang kebudayaan melalui kegiatan-kegiatan nyata yang menyentuh langsung ke masyarakat.

“Sebagai contoh, di tempatnya Abah, dengan bantuan yang segitu, jadinya bisa lebih banyak karena ada partisipasi masyarakat, adanya gotong royong. Mereka bersama-sama mengerjakan, kemudian mencari bahan. Nah, bentuk partisipasi tersebut yang juga sangat menentukan, karena jumlah bantuan dari pemerintah sendiri kan sangat terbatas.” ungkap Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid saat menjelaskan harapan dari revitalisasi Desa Adat untuk memicu partisipasi masyarakat.