Banyuwangi, 5 Juli 2024 – Ilalang adalah lebih dari sekedar tanaman; bagi masyarakat adat Osing, ilalang merupakan bagian penting dari warisan budaya yang telah digunakan dalam arsitektur dan kehidupan sehari-hari mereka selama berabad-abad. Namun, dalam era modern ini, praktik tradisional pemanfaatan ilalang semakin terancam punah. Seiring dengan perkembangan teknologi dan pergeseran cara hidup, pengetahuan tentang cara-cara tradisional menggunakan ilalang dalam pembangunan atap dan elemen interior bangunan kian menghilang. Menyadari pentingnya melestarikan kearifan lokal ini, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Pesinauan Sekolah Adat Osing dengan bangga menyelenggarakan workshop bertajuk “Rancang Ilalang: Kearifan Lokal Pemanfaatan Ilalang Dalam Masyarakat Osing sebagai Bahan Eksterior dan Interior Bangunan.” Acara ini berlangsung selama dua hari dan merupakan bagian dari Rencana Aksi Penguatan Lembaga Adat dalam Rangka Pemberdayaan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat.
Ilalang telah lama digunakan oleh masyarakat Osing dalam berbagai aspek kehidupan mereka, mulai dari atap rumah hingga elemen interior. Namun, tanpa upaya pelestarian yang serius, pengetahuan ini berisiko menghilang seiring dengan perubahan zaman. Melalui workshop ini, kami berkomitmen untuk menjaga dan mengembangkan pengetahuan tradisional yang telah diwariskan turun-temurun serta memperkenalkan manfaat ilalang sebagai bahan bangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Aji Widayanto, Ketua Tim Penguatan Kelembagaan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (Dit. KMA), menyampaikan, “Kami sangat mendukung inisiatif Pesinauan Sekolah Adat Osing dan Umah Suket Lalang Desa Taman Suruh dalam melestarikan kearifan lokal masyarakat adat Osing terkait pemanfaatan ilalang sebagai bahan eksterior dan interior bangunan. Program ini bertujuan untuk melatih komunitas dalam merancang kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah mereka. Kami percaya bahwa kegiatan ini akan mendorong kemandirian komunitas dan menciptakan peluang baru untuk pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan.”
Pesinauan Sekolah Adat Osing bertekad untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya serta sistem pengetahuan masyarakat adat Osing melalui pendidikan berbasis komunitas yang kontekstual. Humas Pesinauan Sekolah Adat Osing, Venedio Nala Ardisa, menjelaskan, “Kegiatan ini merupakan langkah awal kami dalam memajukan kebudayaan Osing. Kami percaya bahwa pemanfaatan ilalang sebagai simbol nilai kebersamaan akan menguatkan ikatan sosial dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Osing.”
Salah satu peserta workshop, Ayunda, mengungkapkan antusiasmenya, “Saya sangat senang dapat belajar teknik anyaman ilalang. Ini adalah pengalaman baru yang mengajarkan kami tentang kerja sama dan kesabaran, serta membuka wawasan mengenai potensi ilalang sebagai bahan bangunan yang sangat berharga.”
Workshop ini melibatkan 40 peserta dari berbagai kelompok masyarakat adat Osing, termasuk tetua adat, perempuan adat, Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN), dan warga belajar Pesinauan Sekolah Adat Osing. Pada hari pertama, peserta mempelajari mitos, filosofi, dan teknik dasar anyaman ilalang untuk atap rumah, sedangkan hari kedua difokuskan pada praktik pemilihan bahan, pengolahan, dan pemanfaatan anyaman ilalang untuk elemen interior. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti Pemerintah Desa Taman Suruh, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Koperasi dan UMKM.
Dalam sambutannya, Ma’ruf, Sekretaris Desa Taman Suruh, berharap, “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan kembali praktik tradisional kepada generasi muda, tetapi juga dapat merangkul kelompok masyarakat adat lainnya untuk bersama-sama melestarikan adat dan tradisi. Semoga kegiatan ini dapat terus didukung dan dikembangkan untuk membawa manfaat yang luas bagi masyarakat dan kebudayaan Osing.”
Dengan berfokus pada pelestarian kearifan lokal dan pemanfaatan ilalang dalam arsitektur, kami berharap workshop ini dapat mendorong pemajuan kebudayaan Osing dan memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Semoga upaya ini akan terus berkembang dan menginspirasi inisiatif-inisiatif serupa di masa depan.