Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 25 – 27 Juni 2018 mengadakan kegiatan Penyusunan Bahan Identifikasi ke Sekolah Adat Samabue (SAS), Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Kegiatan tersebut diikuti oleh Tim Kecil Persiapan Pendidikan Layanan Khusus (PLK) bagi Masyarakat Adat yang terdiri dari perwakilan instansi pemerintah dan LSM penggiat pendidikan bagi masyarakat adat, yakni: Dr. Suprananto, M.Ed (Bagian Perbukuan, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud) Dra. Sri Hidayati, M.Sc (Bagian Kurikulum, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud), Drs. Samto MA (Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan), Drs. Hamzah Hakim M.Pd (Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan), Aswin Wihdiyanto (Direktorat PPKLK, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah), Dr. Herry Yogaswara (Pusat Penelitian Kependudukan LIPI), Dr. Abdul Latif Bustami (Universitas Negeri Malang), Anas Radin Syarif (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), Aditya Dipta Anindita (Sokola Institut), dan Indra Nuswantoro (Rimbawan Muda Indonesia).
Kegiatan tersebut diawali dengan pembahasan mengenai format Bahan Identifikasi penyelenggaraan PLK di Sekolah Adat Samabue pada hari Senin tanggal 25 Juni 2018 di Hotel Neo Pontianak pukul 19.30 – 22.00. Penyusunan format bahan identifikasi tersebut dimaksudkan sebagai pedoman dalam pengumpulan informasi mengenai Sekolah Adat Samabue yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan dan masukan dalam menyusun kebijakan bagi Penyelenggaran PLK bagi masyarakat adat. Menurut Bapak Nono Adya Supriyatno dalam kesempatan tersebut, kunjungan ke Sekolah Adat Samabue untuk memperoleh informasi yang bersifat empirical sebagai upaya penggabungan teoritis dari apa yang selama ini tim kecil telah diskusikan.
Visitasi ke Sekolah Adat Samabue diselenggarakan di Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak sendiri dilaksanakan tanggal 26 Juni 2018. Peserta visitasi tersebut terdiri dari Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Bapak Nono Adya Supriyatno beserta jajaran pejabat esselon 3 dan 4 di Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi dan anggota tim kecil Persiapan PLK bagi Masyarakat Adat. Rombongan tiba di Rumah Radakng Menjalin pada pukul 10.00 dan disambut dengan tarian Selamat Atakng yang dibawakan oleh para siswa Sekolah Adat Samabue. Rangkaian acara sendiri di Rumah Adat Menjalin Radakng Menjalin dimulai dari sambutan oleh tokoh adat dan Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi. Pada Kesempatan tersebut Bapak Nono Adya Supriyatno menyampaikan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melihat ada kesungguhan yang kuat melalui sekolah adat untuk mewariskan tradisi dan Direktorat Jenderal Kebudayaan merasa berterima kasih terhadap keberadaan sekolah adat sebagai tempat pelestarian tradisi.
Kegiatan Diskusi Penyelenggaraan Pendidikan bagi Masyarakat Adat di Sekolah Adat Samabue dibawakan oleh Modesta Wisa selaku Direktur SAS dan Thomas Apon selaku Ketua Dewan Adat Dayak Kecamatan Menjalin sebagai narasumber. Dalam diskusi tersebut, Wisa menyampaikan latar belakang berdirinya SAS yaitu kekhawatiran mengenai terjadinya krisis identitas generasi muda Dayak Kanayatn dan proses berdirinya SAS, dari mulai dari pembentukannya melalui kelas menari dengan tujuh orang siswa hingga saat ini telah berdiri delapan sekolah di delapan kampong dan empat binua. Saat ini SAS telah memiliki banyak kelas, di antaranya Kelas belajar tradisi lisan masyarakat setempat, Kelas membuat Kuliner Tradisional, Kelas Tari Tradisional, Kelas Sejarah asal-usul kampung untuk menghubungkan memori sejarah dengan kondisi kampung dan perubahan lingkungan dan sosial budaya, Kelas anyaman Tradisional, sealah satu ekonomi kreatif yang ada di masyarakat untuk mengembangkan ekonomi ke luar kampung, kelas mainan tradisional. Narasumber kedua yakni Bapak Thomas Apon memaparkan ritual-ritual adat dalam daur Hidup masyarakat Adat Dayak Kanayatn di Menjalin. Narasumber terakhir yakni Bapak Daniel Kabid Kebudayaan Kabupaten Landak, menjelaskan bahwa kegiatan sekolah adat
Setelah kegiatan diskusi, pada pukul 14.00, tim kecil melanjutkan kunjungan untuk melakukan observasi proses pembelajaran ke dua tempat belajar SAS. Pertama tim kecil mengunjungi kelas menganyam di Kampung Sabunga’ Binua Kaca’ Tengah. Selanjutnya tim kecil juga melakukan observasi lapangan kedua ke Kampung Sungebanokng, Binua Manyalitn di kelas Kuliner Tradisional. Selain melakukan pengamatan, para para anggota tim kecil melakukan wawancara terhadap peserta didik, tenaga pendidik dan masyarakat sekitar tempat proses kegiatan belajar berlangsung.