Waikabubak – Hari kelima pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Pelestari Arsitektur Tradisional Rumah Adat menjadi rangkaian akhir kegiatan ini berlangsung. Kegiatan yang dimulai sejak 17 September 2018 ini ditutup dengan pelemparan ijuk untuk atap rumah secara simbolis.
Dalam laporannya, Kasubdit Pembinaan Tenaga Kepercayaan dan Tradisi, Sjamsul Hadi menyampaikan bahwa kegiatan Peningkatan Kompetensi Pelestari Arsitektur Tradisional Rumah Adat merupakan tindak lanjut dari Pemajuan Kebudayaan khususnya sumber daya manusia. Tiga poin penting dalam kegiatan ini yaitu penguatan makna dan nilai rumah bagi masyarakat sumba, teknik pembuatan rumah, serta ritual saat pembuatan rumah sumba. Beliau juga mengharapkan agar warga yang telah dilatih dapat melatih warga lainnya sehingga terjadi penguatan. Harapannya yakni arsitektur tradisional Sumba dapat terjaga dan tetap lestari hingga ke generasi-generasi mendatang.
Sementara itu, Marthen R. Bira (Kepala Desa Tebar) menghimbau warga Kampung Prai Ijing agar tidak menjadi masyarakat setengah kota setengah kampong, namun seutuhnya manusia Sumba yang mengenal dan menjalankan tradisinya. Disampaikan pula capaian dari Kampung Prai Ijing yakni telah menempati posisi ke 3 dalam anugerah Pesona Indonesia dari Kementerian Pariwisata. Disamping itu, Beliau juga memaparkan bahwa dari Juli hingga sekarang, pendapatan Kampung Prai Ijing telah mencapai 83 juta hanya dari retribusi belum termasuk penjualan souvenir.
Dalam penutupan Kegiatan tersebut, Bupati Sumba Barat, Niga Dapawole mengungkapkan rasa terima kasih atas pilihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Kampung Prai Ijing sebagai lokasi pelatihan. Karena , semenjak Kampung tarung terbakar, Prai Ijing semakin popular sebagai tempat wisata di Sumba Barat. Beliau juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati terhadap api supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Sri Hartini menutup dengan resmi rangkaian kegiatan Peningkatan Kompetensi Pelestari Arsitektur Tradisional Rumah Adat. Dalam kesempatan tersebut, disampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan program Presiden Jokowi, untuk peningkatan sumber daya manusia dalam rangka mengurangi kemiskinan, miskin nilai, miskin materi dan miskin perilaku. Beliau juga memuji perilaku gotong-royong yang dilakukan masyarakat saat pembangunan rumah. Hal tersebut sudah langka ditemukan di kota-kota besar