Waikabubak – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi menyelenggarakan peningkatan kompetensi pelestari arsitektur tradisional rumah adat di Kampung Adat Prai Ijing, Sumba Barat, pada 17-21 September 2018.
Kini keberadaan rumah adat tradisional di Indonesia banyak yang terancam kepunahan. Berbagai faktor yang mengancam keberadaan rumah adat diantaranya cuaca, iklim dan bencana, ketersediaan material bahan dasar bangunan yang semakin terbatas, serta semakin minimnya masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang arsitektur rumah adat. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berusaha menjaga pewarisan pengetahuan pembuatan rumah adat tradisional melalui peningkatan kompetensi pelestari arsitektur tradisional.
Tahun 2018, kegiatan peningkatan kompetensi pelestari arsitektur tradisional rumah adat dilakukan di Kampung Adat Prai Ijing, Sumba Barat. Kegiatan tersebut diikuti lebih dari 50 pemuda Sumba Barat. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mewariskan pengetahuan, kemampuan dan kompetensi pembuatan rumah adat tradisional kepada generasi muda. Lebih lanjut, harapan jangka panjang dari kegiatan ini adalah kelestarian bangunan rumah adat tradisional sebagai salah satu warisan budaya bangsa dapat terjaga.
Kegiatan peningkatan kompetensi pelestari arsitektur tradisional rumah adat berlangsung selama 5 hari. Kegiatan tersebut dibuka oleh Camat Waikabubak, Ibu Grace Ora, dan dihadiri oleh Bapak S.C.Poro (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sumba Barat), Ibu Elfarmi Iriani (Kasi Pengembangan Subdit Pembinaan Tenaga Kepercayaan dan Tradisi, Kemdikbud), dan Bapak Marthen R. Bira (Kepala Desa Tebar).
Dalam kesempatan tersebut, Ibu Elfarmi Iriani, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi para pelestari dan generasi muda dalam penyelenggaraan fungsi perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan atau pelestarian kekayaan budaya di provinsi NTT. Sementara itu, Marthen R. Bira menyambut baik kegiatan yang bertempat di Prai Ijing tersebut. Beliau menceritakan kendala yang dialami warga Prai Ijing yakni keterbatasan bahan dasar penyusun rumah adat, sehingga sebagian rumah sudah beralih menggunakan bahan-bahan modern.
Sementara itu, Camat Waikabubak, Ibu Grace Ora menghimbau agar para peserta optimal dalam mengikuti pelatihan. Beliau menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan turunan dari program Revolusi Mental dari Presiden Joko Widodo. Pelatihan ini lebih dari sekedar ajang transfer pengetahuan mengenai rumah adat melainkan juga sarana pembentukan karakter. Senada dengan penyampaian Camat Waikabubak, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sumba Barat juga memotivasi para peserta untuk bersungguh-sungguh dalam pelatihan bahwa pembangunan rumah adat, karena siapa tahu bisa mempraktekkannya di Jakarta di hadapan Presiden Jokowi. Beliau juga menekankan bahwa kegiatan ini upaya untuk mempertahankan rumah adat yang ada bagi anak cucu di masa depan.