Lembata, 18 Juli 2024 – Program “Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan” merupakan pintu masuk menuju kedaulatan pangan yang mengedepankan pangan lokal sebagai cerminan tradisi dan identitas budaya suatu daerah atau wilayah. Program ini memainkan peran krusial dalam upaya pelestarian kebudayaan melalui integrasi isu kedaulatan pangan dengan aspek kebudayaan, mendorong karya yang harmonis dan berkelanjutan.
Salah satu komponen penting dari program ini adalah pembekalan bagi para mentor pendamping. Mentor pendamping adalah individu pilihan dari desa lokasi magang, yang telah menunjukkan komitmen tinggi untuk melestarikan budaya dan menggalakkan konsumsi pangan lokal. Pembekalan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat.
Pembekalan yang dilaksanakan pada 16-17 Juli 2024 di Lembata tersebut difokuskan pada penguatan pemahaman mengenai pentingnya pemajuan kebudayaan melalui pangan lokal. Pangan lokal tidak hanya memiliki nilai gizi yang tinggi, tetapi juga erat kaitannya dengan kebudayaan dan tradisi setempat. Para mentor mendapatkan wawasan dan keterampilan yang diperlukan untuk mendukung masyarakat dalam mengembangkan dan memanfaatkan potensi pangan lokal secara berkelanjutan.
“Kami berharap dengan adanya pembekalan ini, para mentor dapat menjadi penggerak utama dalam upaya melestarikan budaya pangan lokal di Lembata. Mereka diharapkan mampu mentransfer pengetahuan dan semangat kepada pemuda dan masyarakat, sehingga tercipta kesadaran akan pentingnya kedaulatan pangan yang berbasis pada kearifan lokal,” ungkap Christriyati Ariani, Pamong Budaya Ahli Utama perwakilan dari Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat.
Perwakilan Pemerintah Daerah (Pemda) Lembata menegaskan betapa pentingnya program ini bagi daerah mereka. “Program MBKP perdana ini adalah sebuah kehormatan besar bagi Kabupaten Lembata sebagai laboratorium pertama. Kami berkomitmen untuk menyiapkan desa-desa dan mentor pendamping terbaik guna meembimbing para pemuda. Kami yakin program ini akan membangkitkan kembali semangat masyarakat untuk kembali ke pangan lokal dan menghidupkan kembali kebudayaan yang selama ini tertidur,” ujar Yosep Raya, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Lembata.
Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam upaya memajukan kebudayaan melalui penguatan pangan lokal. Dengan kolaborasi antara pemuda, masyarakat, dan mentor pendamping, diharapkan tercipta sinergi yang kuat untuk melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya dan pangan lokal di Indonesia.