[KLIPING BUDAYA] Mengenal Pengolahan Kopi secara Tradisional dalam Festival Inerie

0
940
Kegiatan Temu Kopi yang dilaksanakan di Desa Rakalaba, Kabupaten Ngada

Bajawa, Ekorantt.com – Salah satu mata acara dalam Festival Inerie beberapa waktu lalu adalah Temu Kopi yang dilaksanakan di Desa Rakalaba, Kecamatan Golewa Barat, Kabupaten Ngada, Senin (08/07/2019). Acara ini berlangsung meriah.

Temu Kopi ini menampilkan pengolahan kopi secara tradisional dari memetik kopi hingga proses sangrainya yang masih tradisional oleh mama-mama di Desa Rakalaba.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia, Sri Hartini yang hadir dalam kegiatan ini sangat senang dan ikut bersama mama-mama memetik kopi.

Salah seorang petani kopi setempat, Emirensiana Nango mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan pengolahan kopi secara tradisional agar dikenal dunia.

“Dalam momen ini juga, kami bisa mempromosikan mutu kopi yang lebih baik,” ujarnya kepada Ekora NTT.

Petani kopi lainnya, Rofina Nia mengatakan, alat tradisional yang digunakan dalam pengolahan kopi tradisonal yakni lesung, untuk menumbuk kopi, kuali tradisional yang terbuat dari tana liat untuk menyangrai kopi, juga nyiru untuk menampi kopi yang sudah ditumbuk setelah disangrai.

“Harapan kami, kegiatan hari ini bisa diwartakan lebih luas lagi. Khusus pengelolaan kopi Arabika secara tradisional,” kata Rofina.

Kegiatan Temu Kopi pun mendapat apresiasi dari Sekretaris Direktorat Jenderal (Dirjen ) Kebudayaan Republik Indonesia, Sri Hartini.

“Hari ini kita saksikan potensi di Kabupaten Ngada. Mulai dari tradisi dan pakaian adatnya,” ungkapnya.

Dikatakannya, kegiatan pekan kebudayaan nasional akan berlangsung di Jakarta pada  7 hingga 13 Oktober 2019. Karena itu, proses pengolahan kopi tradisional ini bisa dipamerkan pada pekan kebudayaan nasional.

“Ekosistem yang kami akan wujudkan ternyata sudah ada yaitu di Kabupaten Ngada yang luar biasa” katanya.

Ia berharap, Pemkab Ngada bisa memfasilitasi dan mencari sponsor bagi anak-anak dari Ngada yang nanti akan ikut ke Jakarta.

Ia menambahkan, potensi yang ada di Kabupaten Ngada begitu banyak dan perlu dipromosikan ke dunia.

Kepada Kepala Desa Rakalaba, Hartini juga berpesan agar dana desa jangan hanya digunakan untuk infrastruktur, tetapi juga untuk peradaban, untuk pengelolaan kebudayaan bisa untuk kemajuan kebudayaan dari desa.

Adeputra Moses

Sumber: https://ekorantt.com/2019/07/11/mengenal-pengolahan-kopi-secara-tradisional-dalam-festival-inerie/