BANTUL, KRJOGJA.com – Permainan tradisional dapat membentuk karakter untuk menanamkan nilai-nilai budaya bangsa kepada generasi muda. Dalam sebuah permainan tradisional akan terselip nilai kebersamaan, sportifitas, kejujuran serta kepahlawanan. Permainan tradisional harus kembali ditumbuhkan, walau di era modern saat ini lebih mengedepankan gadget sebagai pilihan permainan generasi muda.
Kepala Seksi Ekspresi Budaya Tradisional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Satrio Puji Raharjo mengatakan kaitannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka tidaklah berlebihan apabila keberadaan permainan tradisional dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkokoh jati diri bangsa. Dari permainan tradisional banyak pesan yang tersampaikan sekaligus bermanfaat melestarikan kebudayaan bangsa.
“Permainan tradisional membentuk karakter generasi muda bangsa ini. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam permainan tradisional sangat sesuai dengan karakter masyarakat bangsa ini dan tak mungkin tergantikan,” jelas Satrio Puji Raharjo usai membuka internalisasi nilai budaya melalui permainan tradisional yang digelar di Lapangan Trirenggo Bantul, Rabu (10/07/2019).
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan generasi muda tak hilang akan permainan tradisional yang dahulu pernah dimainkan oleh para orang tua atau bahkan kakek nenek mereka. Bagi generasi muda yang sama sekali belum mengenal permainan tradisional ini, dengan adanya kegiatan tersebut maka mereka dapat mengenal dan mulai memasyarakatkannya dalam kehidupan modern saat ini.
Dalam kegiatan ini digelar bebagai permainan tradisional seperti main egrang, boi-boinan, dakon dan beberapa dolanan jaman dulu (jadul) lainnya. Ratusan anak mengikuti dan larut dalam permainan yang bagi mereka masih cukup asing.
Permainan tradisional diampu oleh komunitas Kampoeng Dolanan Desa Panggungharjo, sedangkan dongeng cerita rakyat dibawakan anggota dari sanggar Saniji Bantul. Kegiatan ini juga dalam rangka turut memeriahkan hari jadi Kabupaten Bantul yang ke-188 tahun 2019. (Van)