Penajam Paser Utara, 5 September 2024 – Festival Harmoni Budaya Nusantara 2024 (FHBN) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjadi simbol penting dalam upaya pelestarian budaya di tengah megahnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Dengan mengedepankan harmoni antara modernisasi dan tradisi, festival ini menegaskan komitmen pemerintah untuk menjadikan kebudayaan sebagai fondasi utama dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan. Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) ini berlangsung dari 5 hingga 7 September di Alun-Alun Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, dengan tema “Merajut Persatuan dalam Keragaman.”
Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memainkan peran penting dalam memastikan budaya lokal tetap hidup dan berkembang di wilayah penyangga IKN. Direktur KMA, Sjamsul Hadi, menekankan pentingnya penguatan kapasitas masyarakat adat dan pemuda lokal melalui pendekatan berbasis budaya. “Memperkuat kapasitas masyarakat adat dan pemuda-pemuda adat melalui pendekatan berbasis budaya, salah satunya dengan mengadakan Sekolah Lapang Kearifan Lokal, adalah tugas utama kami untuk memastikan identitas budaya lokal tetap kuat di tengah arus pembangunan,” ujarnya.
Pembangunan Ibu Kota Nusantara menjadi pusat perhatian nasional, dan Direktorat KMA berkomitmen untuk memastikan bahwa identitas dan budaya lokal tetap terjaga dengan menghadirkan Layanan Advokasi KMA yang terdiri dari 28 anggota lintas kementerian dan lembaga. Advokasi ini berfungsi untuk mengoordinasikan upaya pelestarian budaya dan melindungi hak-hak masyarakat adat di tengah dinamika pembangunan IKN.
Festival ini tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi wadah bagi berbagai kelompok masyarakat adat, komunitas budaya, serta para seniman lokal untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti, menyoroti betapa pentingnya keberlanjutan FHBN dalam mendukung pelestarian budaya di Indonesia. “Harapan kita semua agar FHBN dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga pemajuan dan pelestarian kebudayaan dapat tercapai, sekaligus menjadi wadah bagi pelaku seni dan budaya dalam mengekspresikan keahliannya,” ungkapnya.
Tidak hanya berfokus pada pelestarian budaya, Festival Harmoni Budaya Nusantara juga telah memberikan dampak ekonomi positif bagi Kabupaten PPU. Peningkatan okupansi hotel hingga 150% selama festival berlangsung menjadi bukti bahwa acara ini mampu mendorong perekonomian lokal. Produk-produk lokal dan UMKM juga turut didorong untuk masuk ke hotel-hotel, menunjukkan bagaimana kebudayaan dapat menjadi pendorong utama bagi perekonomian daerah.
Pj. Bupati PPU, Makmur Marbun, menegaskan bahwa festival ini merupakan langkah nyata dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan IKN dan pelestarian budaya lokal. “Pemerintah daerah terus berupaya untuk memperkuat kapasitas masyarakat adat dan pemuda-pemuda adat melalui pendekatan berbasis budaya. Dengan ini, kami berharap pembangunan IKN dapat berjalan seiring dengan pelestarian budaya lokal,” jelasnya.
Komitmen ini juga ditunjukkan melalui berbagai inisiatif yang diusung oleh Direktorat KMA. Melalui program Sekolah Lapang Kearifan Lokal dan sekolah laboratorium Pancasila, pemerintah berupaya memberikan afirmasi terhadap masyarakat adat di wilayah penyangga IKN, memastikan bahwa pembangunan tetap berpihak pada identitas budaya lokal yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat.
“Kami menghaturkan terima kasih atas komitmen para seniman, komunitas masyarakat Paser, komunitas masyarakat Kutai, persekutuan Dayak Kalimantan Timur, budayawan, serta berbagai pihak yang telah mendukung proses pembangunan dan pengelolaan Ibu Kota Nusantara yang berkelanjutan. Upaya ini mencerminkan identitas bangsa yang inklusif dengan ditunjang oleh kemajemukan budaya,” kata Woro Srihastuti.
Festival ini tidak hanya memperlihatkan kekayaan budaya Nusantara, tetapi juga menjadi momentum penting untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa di tengah perubahan besar yang sedang berlangsung. “Harapan kami ke depan dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara ini, kita bersama-sama untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan,” tutup Makmur Marbun.
Festival Harmoni Budaya Nusantara menjadi contoh bagaimana budaya dapat terus hidup dan berkembang di tengah pembangunan, menciptakan keseimbangan antara identitas lokal dan kemajuan nasional. Pemerintah pusat dan daerah, bersama dengan masyarakat adat dan komunitas budaya, berkolaborasi untuk memastikan bahwa pembangunan IKN berjalan selaras dengan pelestarian warisan budaya Indonesia.