Serdang Bedagai – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi yang bekerjasama dengan Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Serdang Bedagai menyelenggarakan Gelar Tradisi Masyarakat Pesisir yang berlangsung dari 16-20 Juli 2017.
Tahun 2017, Gelar Tradisi Masyarakat Pesisir yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai tradisi masyarakat pesisir khususnya di wilayah Serdang Bedagai mengusung tema “Tradisi Pesisir dalam Budaya Global”.
Gelar Tradisi Masyarakt Pesisir dibuka secara resmi oleh Bupati Serdang Bedagai, Ir. H. Soekirman, di aula Theme Park Resort Kecamatan Pantai Cermin, Senin (17/7). Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan bahwa seiring dengan perkembangan zaman, nampak semakin pudar semangat untuk melestarikan budaya daerah dikalangan masyarakat khususnya pemuda. Hal ini merupakan akibat dari adanya globalisasi dan pesatnya perkembangan internet. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi mempercepat globalisasi dan pada kenyataannya telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk terhadap kebudayaan suatu daerah.
Sementara itu Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Kemendikbud RI, Sri Hartini, M.Si dalam sambutannya, mengemukakan bahwa menjaga serta memelihara warisan budaya bangsa adalah tugas kita bersama, khususnya yang berhubungan dengan tradisi masyarakat pesisir dengan menyampaikan informasi tentang tradisi pesisir kepada masyarakat serta meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap nilai-nilai tradisi masyarakat pesisir tentang potensi besar yang dimiliki oleh tradisi pesisir di Indonesia.
Acara pembukaan dilanjutkan dengan seminar bertemakan “Tradisi Pesisir dalam Budaya Global.” Narasumber yang dihadirkan untuk memberikan materi seminar berasal dari kalangan akademisi, yakni Muhammad Takari, M.Hum, Ph.D (USU) dan Dr. Rita Margaretha, M.Hum (Akademi Pariwisata Medan), tokoh masyarakat serta tokoh adat diantaranya Adam Nuch (Masyarakat Adat Budaya Melayu Indonesia) dan Khairul Hakim (Sekretaris HSNI Serdang Bedagai).
Seminar tersebut dihadiri oleh berbagai pihak antara lain dari SKPD di lingkungan Pemkab Serdang Bedagai, Himpunan Masyarakat Adat Serdang Bedagai, kelompok nelayan, pelajar dan mahasiswa.
Puncak acara dari Gelar Tradisi Masyarakat Pesisir adalah upacara Jamu Laut yang dipusatkan di Pantai Cermin, Deli Serdang dan berlangsung pada Selasa, (18/7). Upacara Jamu Laut merupakan upacara tolak bala yang dilakukan oleh masyarakat Melayu Serdang, Sumatera Utara, yang sudah berlangsung lama sejak zaman pra Islam. Pada awal pelaksanaannya, upacara jamu laut bertujuan untuk memberikan persembahan kepada penunggu laut atau yang biasa disebut dengan istilah ‘jimbalang’ atau ‘mambang laut.’ Dalam perkembangannya ketika pengaruh Islam semakin berkembang upacara Jamu Laut ini merupakan simbolisasi interaksi antara mahluk darat dan mahluk laut yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah, Tuhan YME.
Dalam pelaksanaannya, ada enam tahapan pada prosesi ritual jamu laut yakni 1) pemancangan kayu nibung; 2) penyembelihan kerbau; 3) menguras pantai dan mengantar persembahan sedekah laut; 4) berjanji/ikrar dan doa; 5) pengumuman pantangan; 6) makan bersama yang diikuti oleh seluruh peserta.
Pelaksanaan upacara Jamu Laut pada tahun ini diikuti oleh sekitar seribu orang masyarakat di sekitar pantai cermin. Acara juga dimeriahkan dengan berbagai festival; seperti festival kuliner, pameran produk hasil laut, berbagai jenis perlombaan; seperti lomba membubul jaring, lomba perahu hias, lomba voli pantai dan lomba dayung. Di samping itu, berbagai pentas kesenian seperti Orkes Melayu, Gondang Sembilan, Wayang Kulit, Reog, Kuda Lumping, Wayang Orang dan Teater Bangsawan juga ditampilkan untuk meramaikan parade budaya masyarakat Pesisir di Pantai Cermin, Serdang Bedagai.
“Kami selaku masyarakat serta Himpunan Masyarakat Adat merasa antusias dalam memeriahkan kegiatan ini bersama-sama. Selanjutnya kami meminta kepada tokoh-tokoh adat dan tokoh masyarakat agar setelah kita antarkan jamu laut nya, lakukan dzikir kenduri dengan Sultan Serdang, serta makan bersama dengan masyarakat, dapat terus menjaga agar budaya lokal bisa terangkat di mata masyarakat karena sudah banyak tergerus oleh kebudayaan yang canggih-canggih. Jadi kami mohon agar pemerintah terkait di bidang kebudayaan, bersama masyarakat, marilah kita bersama angkat kebudayaan tradisional kita.” ungkap Syahrial selaku Ketua Himpunan Masyarakat Adat dalam Gelar Tradisi Pesisir Serdang Bedagai Tahun 2017.