[KLIPING BUDAYA] Dongeng dan Dolanan Anak, Ajarkan Budi Pekerti Luhur

0
792
Suasana kegiatan internalisasi tradisi melalui permainan tradisional anak dan dongeng bertempat, di Lapangan Trirenggo, Bantul - Foto: Jatmika H Kusmargana

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Sejumlah anak dari berbagai usia nampak asyik mendongeng di atas panggung. Dengan gaya khas masing-masing, mereka terlihat penuh semangat menceritakan dongeng yang mereka bawakan. Ada yang tampak malu-malu, namun ada pula yang begitu menghayati.

Itulah gambaran suasana acara kegiatan internalisasi tradisi melalui permainan tradisional anak dan dongeng yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) RI bertempat di Lapangan Trirenggo, Bantul, sejak Rabu-Kamis (10-11/7/2019).

Kegiatan yang melibatkan ratusan anak ini sendiri digelar sebagai wujud kepedulian terhadap kearifan budaya lokal. Khususnya terhadap permainan tradisional anak dan cerita rakyat atau dongeng.

Kepala Seksi Ekspresi Kemendikbud RI, Satriyo Pujiraharjo, mengatakan, permainan tradisional anak sebagai warisan leluhur saat ini sudah mulai diabaikan di tengah masyarakat, terutama bagi generasi muda.

“Padahal di dalam permainan tradisional terdapat unsur pembentukan karakter dan jati diri bangsa,” katanya, saat ditemui di sela acara.

Oleh karena itu, melalui kegiatan internalisasi tradisi melalui permainan anak dan dongeng, Satriyo berharap dapat turut menjaga melestarikan nilai-nilai tradisi dan memajukan kebudayaan lokal.

Sebagai warisan budaya bangsa, permainan tradisional dan dongeng, menurut Satriyo, dapat dimanfaatkan sebagai sarana menanamkan nilai-nilai budaya bangsa.

Sebab itu, permainan tradisional anak-anak, menurut Satriyo sangat penting dan tidak seharusnya dilupakan. Melalui permainan tradisional, anak-anak akan dididik sportivitas, berani bersaing, kejujuran, kepahlawanan dan disiplin.

“Permainan tradisional juga sebagai benteng penyaring dari gempuran era globalisasi. Supaya anak didik tidak terbuai dengan alat modern. Istilahnya sebagai penyaring,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, Nugroho Eko Setyanto, menyambut baik adanya kegiatan internalisasi tradisi melalui permainan anak dan dongeng.

Menurut dia, kegiatan tersebut dapat membangkitkan kembali warisan budaya leluhur demi kemajuan budaya yang ada di Kabupaten Bantul. Permainan tradisional anak, dikatakan Nugroho merupakan permainan yang menyehatkan dan sangat menghibur.

Salah seorang pendongeng, Iwan RS, yang turut mengisi acara – Foto: Jatmika H Kusmargana

Salah seorang pendongeng, Iwan RS, menilai acara semacam ini harus secara rutin digelar di berbagai daerah.

Acara seperti ini sangat baik untuk menanamkan pendidikan budi pekerti dan akhlak mulia pada anak.

“Karena di dalam setiap dongeng termasuk permainan anak, banyak terdapat ajaran dan pesan luhur nenek moyang kita,” pungkasnya.