Bantul, IDN Times – Untuk menanamkan nilai-nilai budaya bangsa kepada generasi muda yang kini semakin ditinggalkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menggelar Internalisasi Nilai Tradisi Melalui Permainan Tradisional dan Cerita Rakyat (Dongeng) pada Rabu (10/7). Acara yang berlangsung di Lapangan Trirenggo, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta ini diikuti tak kurang dari 500 pelajar SD, SMP dan SLB dari Bantul.
Sebagai gong pembukaan, ratusan pelajar ini membunyikan permainan tradisional othok-othokyang terbuat dari bambu.
1. Tanam nilai-nilai luhur dalam permainan tradisional dan dongeng yang kini makin ditinggalkan generasi muda
Kasi Ekspresi Budaya Direktorat Kepercayaan dan Tradisi Kemendikbud, Satriyo Puji Raharjo, mengatakan permainan tradisional dan cerita rakyat sesungguhnya dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai budaya bangsa kepada generasi muda.
“Dalam permainan tradisional dan cerita rakyat sesungguhnya mengandung nilai-nilai di antaranya kebersamaan, sportivitas, berani bersaing, kejujuran, kepahlawanan dan masih banyak lagi,” ujarnya di sela-sela acara.
2. Dongeng bisa memperkokoh jati diri bangsa kepada generasi muda
Dalam kaitannya dalam kehidupan berbangsa dan negara, kata Satriyo, maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa keberadaan permainan tradisional dan cerita rakyat tersebut dapat memperkokoh jati diri bangsa dengan menanamkan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam dongeng kepada generasi muda.
“Permainan tradisional ini akan diampu oleh komunitas dari Kampoeng Dolanan Desa Panggungharjo, sedangkan cerita rakyat akan diampu oleh Kak Iwan dari sanggar Saniji, Bantul. Tak lupa pada sesi dongeng operet Sang Kancul yang didukung Dalang Bocah tingkat nasional Branjang Pamadi dari Sanggar Sumunar Banguntapan Bantul,” jelasnya.
3. Tak kurang 10 permainan tradisional turut diperlombakan
Dari pantauan IDN Times di Lapangan Trirenggo, usai acara pembukaan para peserta permainan tradisional langsung dibagi dalam beberapa kelompok permainan tradisional mulai dari permainan egrang, kasti, dakon, hingga bakiak. Bahkan, para pelajar ini juga diajari cara membuat permainan tradisional seperti kincir tradisional yang terbuat dari bambu.
”Jadi permainan tradisional yang dilombakan ada 10 macam dan masih ada kegiatan melatih siswa untuk membuat permainan tradisional,” ujar Parmi guru pendamping di SD Palbapang Baru.