Bogor – Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi selenggarakan Diskusi Terpumpun Penyusunan Buku Teks Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME yang berlangsung 29 -31 Januari 2018 bertempat di Hotel Sahira.
Diskusi Terpumpun ini diikuti oleh Kepala Puskurbuk, Direktorat Pembinaan SD, Direktorat Pembinaan SMP, dan Direktorat Pembinaan SMK, Ketua dan Dewan Pakar MLKI, tokoh penghayat, akademisi, BNSP, BKSP, pejabat eselon III serta staf di lingkungan Direktorat Kepercayan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi.
Kegiatan ini dibuka oleh Kasubdit Pembinaan Tenaga Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Sjamsul Hadi. Beliau menyampaikan bahwa Direktorat telah menyusun bahan ajar untuk dijadikan sebagai buku pegangan bagi siswa tingkat SD, SMP dan SMK dan meminta masukan dari para peserta diskusi untuk penyempurnaanya.
Direktur Kepercayaan Terhadap tuhan YME dan Tradisi menyampaikan bahwa ada banyak hal yang perlu dipersiapkan terkait dengan layanan pendidikan bagi anak-anak penghayat. Beliau juga mengutarakan harapannya, melalui Permendikbud No. 27 Tahun 2016, proses pengajaran di sekolah pada tahun ajaran 2018-2019 sudah dapat diimplementasikan pada sementer 1 bulan Juli.
Tokoh penghayat, Suko Sudarso menegaskan bahwa penghayat harus mendapatkan tempat yg selayaknya. Pendidikan budi pekerti sangat penting dalam membangun revolusi mental pembentukan karakter bangsa, dan membangun kondisi manusia seutuhnya. Lebih lanjut Hertoto Basuki dari BKSP mengingatkan kembali bahwa pendidikan adalah tentang moral, sosial, spiritual, karakter indonesia. Dan itulah yang menjadi perhatian kita.
Sementara itu, Andri Hernandi dari MLKI Bidang Pendidikan menyampaikan bahwa sedang dilakukan pemetaan masing-masing siswa agar dapat juga diketahui beban dari masing-masing penyuluh. Terkait soal ujian, sudah berkonsultasi dengan Puskurbuk, dan diperkirakan selesai pada Bulan Maret. Dalam kegiatan ini dibahas juga materi buku teks dari setiap tingkat pendidikan dan soal-soal ujian.