Jambi, 29 Juli 2024 – Program Wana Budaya kembali mengukuhkan komitmennya dalam melahirkan generasi pelindung hutan adat melalui kegiatan Pembekalan Wirawana dengan tema “Penguatan Kapasitas Serta Menumbuhkan Kesadaran Pemajuan Kebudayaan Berbasis Hutan Adat.” Acara ini digelar di Hotel Golden Harvest, Kota Baru, Jambi pada 29 Juli sampai 2 Agustus 2024. Menjadi momentum penting bagi 87 pemuda adat dari 29 titik hutan adat di Jambi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hutan adat tersebut terletak di empat kabupaten, yaitu Merangin, Bungo, Sarolangun, dan Kerinci. Program ini bertujuan memperkuat peran pemuda adat sebagai penjaga keberlanjutan lingkungan dan budaya, serta memastikan keberlangsungan nilai-nilai luhur adat di tengah era modernisasi.
Wirawana, sebuah istilah yang menggabungkan kata “wira” yang berarti pejuang, berani, dan berwatak agung, dengan “wana” yang berarti hutan. Bukan sekadar gelar, para pemuda dan pemudi adat ini adalah pelopor sejati yang siap menghadapi berbagai tantangan yang mengancam kelestarian hutan dan budaya lokal. Mereka dibekali dengan pengetahuan, keberanian, dan kepedulian yang mendalam untuk melindungi dan memanfaatkan hutan adat secara bijaksana, menjadikan mereka penjaga utama warisan alam dan budaya.
Para Wirawana tersebut dipilih oleh Fasilitator Pendamping Wana Budaya yang telah mendapat pembekalan sebelumnya. Fasilitator pendamping ini adalah profesional yang ditunjuk oleh Lembaga Perantara (Lemtara) yang tergabung dalam konsorsium Siginjai, yang terdiri dari KKI Warsi, Wahana Mitra Mandiri, CAPPA Keadilan Ekologi, dan Satunama.
Program Wana Budaya memilih Jambi sebagai pilot project untuk pemajuan kebudayaan berbasis hutan adat karena beberapa alasan penting. Jambi memiliki hutan adat seluas 7.948 hektar, menjadikannya wilayah yang kaya akan keanekaragaman hayati dan budaya. Berdasarkan data dari KLHK, Jambi memiliki titik lokasi hutan adat terbanyak di Indonesia. Selain itu, pengelolaan hutan adat secara berkelanjutan melalui pendekatan kebudayaan dan memperkuat kolaborasi juga menjadi faktor penting dalam memilih Jambi untuk pilot project ini, guna memastikan kelestarian dan pemanfaatan yang bijaksana dari warisan alam dan budaya yang ada.
Dalam pidatonya, Pamong Budaya Ahli Utama, Sri Hartini, menekankan pentingnya melestarikan hutan adat sebagai warisan berharga yang telah diakui oleh negara. “Saya mengapresiasi peran hutan adat di Jambi sebagai penggerak utama untuk keberlanjutan hutan, masyarakat, dan generasi mendatang,” ujar Sri Hartini.
Agus Zainuddin, General Manager UNESCO Jambi Merangin Geopark, juga memberikan pandangannya tentang pentingnya peran hutan adat dalam kesejahteraan masyarakat sekitar. “Hutan adat harus dijaga karena memiliki peran penting dalam kesejahteraan masyarakat sekitar. Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan budaya, alam, dan bumi demi kesejahteraan bersama,” tuturnya. Agus Zainuddin juga memaparkan bahwa Merangin Jambi mewakili fosil flora terbaik dan terlengkap dari permian awal, dengan fosil kayu dan akarnya yang berusia 300 juta tahun. “Fungsi Geopark adalah untuk pelestarian, edukasi, dan pembangunan berkelanjutan. Jika semua tiga hal tersebut bekerja dengan baik, maka pengembangan ekonomi akan semakin meningkat,” tambahnya.
Kegiatan Pembekalan Wirawana ini dirancang untuk tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis kepada para peserta, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai luhur budaya adat yang semakin tergerus oleh modernisasi. Melalui pelatihan ini, para Wirawana diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang mampu menggerakkan masyarakat adat untuk menjaga dan melestarikan hutan adat mereka. Sebagai fasilitator penggerak masyarakat adat, Wirawana memainkan peran krusial dalam mengembangkan dan memanfaatkan potensi hutan adat sebagai modal untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Mereka diharapkan mampu membentuk karakter generasi penerus adat, meningkatkan kesejahteraan, serta menguatkan jati diri dan ketahanan budaya masyarakat adat.
Pembekalan Wirawana ini merupakan bagian dari program Wana Budaya yang bertujuan untuk memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat adat dan hutan adat di Jambi. Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, para Wirawana siap menghadapi tantangan dan membawa perubahan menuju masa depan yang lebih baik bagi masyarakat adat dan lingkungan.
Diharapkan kegiatan ini menjadi langkah awal yang kokoh dalam upaya pemajuan ekosistem kebudayaan berbasis hutan adat, serta memperkuat peran masyarakat adat dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya dan alam.