Jakarta – Kegiatan Anggara Kasih bulan Agustus 2016 dengan tema Kemerdekaan dalam Perspektif Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa berlangsung di Sasana Adirasa, Taman Mini Indonesia Indah, Senin (22/8).
Kegiatan Anggara Kasih merupakan salah satu program kegiatan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME yang bekerja sama dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Anggara Kasih bertujuan untuk memberi ruang kepada para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME untuk bertukar informasi dalam rangka meningkatkan rasa kebersamaan di antaramereka.
Rangkaian kegiatan Anggara Kasih dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian seluruh peserta Anggara Kasih bersama-sama membaca teks pancasila.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan persembahan Tari Sekar Puri. Tari Sekar Puri dipentaskan untuk menyambut tamu-tamu kehormatan istana. Disamping itu, Tari Sekar Puri juga dilangsungkan sebagai persembahan agar suatu acara dapat terlaksana dengan baik.
Rangkaian kegiatan ini diisi dengan pembukaan yang disampaikan oleh Direktur Budaya TMII, Sulistyo Tirtokusumo. Beliau menyampaikan jelang hari kemerdekaan, para penghayat mendapatkan ‘hadiah’ yaitu Permendikbud no. 27 tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada satuan pendidikan. Beliau berpendapat bahwa fasilitasi terhadap kehidupan dan eksistensi penghayat kepercayaan sudah lengkap. Semua siklus hidup manusia dari mulai sejak lahir, pendidikan, perkawinan, serta kematian yang sudah diatur dan difasilitasi pemerintah. Disamping itu, beliau juga mengingatkan agar para penghayat kepercayaan dapat memanfaatkan fasilitasi yang telah diberikan pemerintah.
“Sekarang ini muncul kembali isu bahwa ada sebagian yang kurang berkenan dengan adanya MLKI. Sementara pihak-pihak tersebut juga merupakan saksi hidup dari proses lahirnya MLKI. Perlu diketahui bahwa MLKI lahir dari amanah Kongres Kepercayaan terhadap Tuhan YME pada Tahun 2012. Sementara itu sebelum MLKI berdiri, penghayat kepercayaan terpecah adalam 3 fraksi yaitu Himpunan Penghayat Kepercayaan, BKK, dan yang satunya lagi netral, tidak masuk keduanya. Nah, kalau sekarang terpecah-pecah lagi itu akan menimbulkan kesulitan dan mau seperti apa kedepanya.” ungkap Sulistyo Tirtokusumo.
Berikutnya, pembukaan kegiatan juga disampaikan oleh Kasubdit Pembinaan Tenaga Kepercayaan dan Tradisi, Sjamsul Hadi yang mewakili Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi. Beliau menyampaikan bahwa Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi bersama MLKI akan bekerjasama dengan Pusat kurikulum untuk menyiapkan Kurikulum untuk pendidikan penghayat kepercayaan. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa standar kompetensi kerja penyuluh kepercayaan terhadap Tuhan YME sedang dalam proses penyusunan.
Sesi berikutnya yaitu persembahan alunan gitar serta biola dari Generasi Muda Penghayat Kepribaden. Kemudian, sesi utama dalam Anggara Kasih diisi oleh materi-materi yang disampaikan oleh para pembahas antara lain: 1) Kusnandir (Ditjen HAM, Kemenkumham) dengan materi berjudul “Peranan Kemenkumham dalam Pemenuhan HAM bagi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME” ; 2) Retno Lastani (Sekjen Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa) dengan materi “Makna Kemerdekaan dalam Perspektif Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa”