Delegasi G20 Tanam Puluhan Benih Pohon di Kawasan Borobudur

0
845
G20, Nadiem Makarim, kenari

Borobudur, Magelang – Sebagai aksi nyata memperkuat konsep hidup yang berkelanjutan  serta menunjukkan peran budaya demi tercapainya bumi lestari, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajak para delegasi Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi dan Pertemuan Tingkat Menteri G20 bidang Kebudayaan melakukan penanaman pohon di Pelataran Kenari, Kawasan Candi Borobudur.

Terdapat lima (5) jenis benih pohon yang ditaman. Pohon-pohon tersebut terinspirasi dari relief Lalitavistara dan Ava dhana Candi Borobudur, yaitu benih tanaman Nagasari (Mesua ferrea L.) melambangkan istana dan hutan, benih tanaman Pulai (Alstonia scholaris L.R.Br) berarti pohon yang berdaun lebat dan suci, benih tanaman Pohon Tanjung (Mimusops elengi L.) sebagai tanaman suci yang diasosiasikan dengan Sang Budha, benih pohon Asam Jawa (Tamarindus indica L),  dan benih Pohon Kenari (Canarium indicum L).

Delegasi G20 menanam pohon di kawasan Candi Borobudur

Dalam sambutannya, Mendikbudristek, Nadiem Makarim menyampaikan, “Kebudayaan merupakan dasar utama dalam sebuah kehidupan. Penanaman pohon di Candi Borobudur ini juga memberikan gambaran menyatunya antara kehidupan dan kebudayaan. Oleh karena itu, penanaman pohon ini merupakan salah satu wujud nyata bagi Indonesia dengan negara-negara G20 lainnya demi melestarikan bumi kita,” ujar Nadiem. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek selaku Koordinator Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20, Hilmar Farid yang turut hadir bersama Mendikbudristek menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan  untuk menambah keindahan sekaligus memperkuat tema G20 kebudayaan untuk bumi lestari secara simbolis. “Hal ini dapat menjadi inspirasi sekaligus salah satu sarana edukasi bagi para delegasi G20 untuk memulihkan dunia dimulai dari langkah kecil, ” tambah Hilmar.

“Sebagai pemimpin dalam Pertemuan Tingkat Menteri G20 bidang Kebudayaan, kami berharap kegiatan ini dapat memperkuat esensi untuk memulihkan sekaligus melestarikan bumi kita sekarang hingga di masa yang akan datang,” tutup Hilmar.