Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran mengadakan Workshop sehari dengan mengambil tema, “Aplikasi Metode Analisis Kimia dan Fisika di Bidang Konservasi Benda Cagar Budaya (BCB)”. Workshop ini mengambil tempat di ruang T. Jacob pada hari Kamis, 22 Agustus 2022. Workshop ini merupakan kerjasama BPSMP Sangiran dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Materi yang disajikan pada workshop sehari ini diharap dapat bermanfaat dalam upaya pelestarian cagar budaya. Cagar budaya yang dilindungi merupakan sebuah titipan anak cucu kita yang harus dilestarikan guna menjadi pembelajaran bagi generasi yang akan datang.
Kegiatan ini merupakan sebuah kolaborasi antara BPSMP Sangiran dengan akademisi dari Fakultas MIPA UGM yang muaranya diharap dapat melestarikan cagar budaya yang dikelola oleh BPSMP Sangiran dan juga instansi sejenis. “Ide yang bisa kami darmabaktikan dari bidang kimia dan fisika yang diperlukan rekan-rekan dari balai pelestarian, museum maupun balai konservasi untuk melengkapi bidang kerja masing-masing”, jelas Prof. Dr. Endang Tri Wahyuni, M.S. dari Fakultas MIPA UGM.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini adalah Metode Pengukuran Parameter Fisika Secara Konvensional Maupun Modern Serta Aplikasinya Pada BCB oleh Dr. Bambang Murdaka, E.J., M.Si.
Materi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Endang Tri Wahyuni, M.S. yang berjudul Metode Analisis Kimia Non-Destruktif: XRF dan XRD Serta Aplikasinya pada BCB.
Materi terakhir mengambil judul Metode Analisis Kimia AAS dan Spektrometri UV/ Visible Serta Aplikasinya pada BCB yang disajikan oleh Prof. Dr. Nuryono, M.S.
Ilmu kimia dan fisika diharap dapat membantu upaya pelestarian cagar budaya yang harus dikelola secara serius. Pengelolaan cagar budaya diharap mampu memberikan berbagai pengetahuan penting tentang masa lalu bagi masyarakat. Pengetahuan masa lalu dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi generasi penerus.
Generasi penerus harus mampu menimba ilmu dari cagar budaya yang berada disekitarnya, sehingga pengetahuan kimia dan fisika diharap mampu mendukung upaya pelestarian cagar budaya. Hal ini diamini oleh Iskandar Mulia Siregar, S.Si. selaku Kepala BPSMP Sangiran, “Dalam upaya pelestarian cagar budaya, ilmu fisika dan kimia sangat membantu para arkeolog”.
Endang menjelaskan, “Output kami bukan hanya hari ini tapi ke depan ada kerjasama, supervisi, pengiriman mahasiswa dan lainnya”.
Kerjasama dengan akademisi akan membuat berbagai terobosan ke depan, ilmu teori yang didapat di kampus dapat diaplikasikan dilapangan, salah satunya adalah bidang pelestarian cagar budaya. Diakhir sambuatannya, Endang berharap, “Semoga apa yang kami berikan dapat bermanfaat, kami terbuka jika besok ada yang perlu dikonsultasikan”. (Wiwit Hermanto)