Rombongan SMP Muhammadiyah 4 Surakarta berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan pada hari Selasa, 11 Desember 2018. Rombongan berjumlah 32 orang siswa dan guru pendamping yang berkunjung dengan tujuan untuk menambah pengetahuan luar sekolah bagi siswa.
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan sekolah untuk memberi siswa wawasan di luar kelas dan juga untuk menjadi wahana wisata melepas penat dari rutinitas di sekolah. “Kedatangan kami kemari merupakan bagian dari kegiatan Outing Class yang rutin kami laksanakan tiap tahunnya. Kami ke Museum Purbakala Sangiran sebagai wahana menambah wawasan dan pengetahuan di luar kelas, terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan pada kami, terima kasih atas pengetahuannya”, ungkap Syaifudin, selaku wakil rombongan.
Pada kesempatan ini, rombongan diajak mendalami pengetahuan tentang kehidupan masa lalu di Sangiran. Pada awal kedatangan, rombongan diajak menyaksikan jejak kehidupan masa lalu melalui film berjudul “Golek Balung Buto”. Sebuah mitos yang sudah tergerus waktu dan mulai diungkap dalam sebuah film oleh BPSMP Sangiran.
Film ini berkisah pada saat di awal kedatangan peneliti asing di Sangiran, masyarakat mengenal fosil sebagai benda magis dan dimanfaatkan sebagai obat dan jimat. Masyarakat percaya bahwa fosil yang ada di sekitar mereka adalah tulang para raksasa. Para raksasa itu dipimpin oleh Raja Tegopati, merusak dan memerangi warga desa. Mengetahui hal itu Raden Bandung tampil membela rakyat yang dizalimi Raja Tegopati. Kisah kepahlawan ini menjadi cerita turun temurun sebagai pengantar tidur anak kala itu.
Balung Buto sendiri berarti tulang raksasa. Masyarakat kala itu yakin bahwa fosil merupakan tulang raksasa yang tidak boleh diganggu. Masyarakat tidak tahu bahwa fosil-fosil di sekitar mereka merupakan sebuah kunci pengetahuan bagi masa depan.
Mitos itu diangkat sebagai pengetahuan bagi masyarakat masa kini. Film “Golek Balung Buto” merupakan sebuah pengajaran bagi generasi muda agar menghargai sejarah yang bermanfaat bagi masa kini dan bermanfaat bagi masa depan.
Setelah menyaksikan film, rombongan diajak berkeliling 3 buah ruang pamer yang ada di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Dengan menyaksikan film dan koleksi yang dipamerkan diharapkan, “Anak mengenal budaya yang ada di sekitar mereka yang merupakan sumber pengetahuan sehingga menjadi sebuah kebanggaan yang ditanamkan pada diri anak”, pungkas Syaifudin.
Kebesaran Sangiran yang menjadi sumber pengetahuan, perlu ditanamkan pada diri generasi muda serta menanamkan kebanggaan akan sebuah kebudayaan masa lalu. Kedua hal itu ada di sekitar SMP Muhammadiyah 4 Surakarta dan dibuktikan dalam sebuah kunjungan bermakna. (Wiwit Hermanto)