Sangiran Di Awal Penelitian Koenigswald

0
526
Keberlanjutan Penelitian Pasca

Situs Sangiran yang saat ini banyak dikenal masyarakat, berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Sragen (meliputi Kecamatan Kalijambe, Kecamatan Plupuh, serta Kecamatan Gemolong) dan Kabupaten Karanganyar (meliputi Kecamatan Gondangrejo). Situs Sangiran sudah banyak dikenal para peneliti mancanegara maupun nasional sejak diperkenalkan pertama kali oleh von Koenigswald dan seorang pelukis lokal yaitu Raden Saleh. Mereka mengenalkan Situs Sangiran sesuai dengan kapasitasnya masing-masing pada dunia internasional.
Pada masa awal peneliti asing datang ke Sangiran, tempat ini hanya sebuah tempat yang kering kerontang yang didiami oleh penduduk yang mengandalkan pertanian sebagai mata pencarian. Dengan kondisi tanah yang tidak mendukung sebagai lahan pertanian, pekerjaan ini tidak dapat menjadi mata pencaharian yang bisa diharapkan. Di sisi lain, lahan kering kerontang itu menyimpan berbagai potensi banyak fosil-fosil bertebaran di berbagai penjuru.
Masyarakat masih belum mengenal apa yang dimaksud dengan fosil. Masyarakat masih mengenal fosil dengan sebutan Balung Buto.
Salah satu peneliti asing itu adalah G.H.R. von Koenigswald, seorang peneliti berkebangsaan Belanda yang singgah dan meneliti di Sangiran. Pada awal penelitiannya di Sangiran, von Koenigswald menemui Sangiran sebagai sebuah tempat yang kering kerontang dimana terdapat banyak fosil-fosil bertebaran di berbagai penjuru.
Masyarakat masih belum mengenal apa yang dimaksud dengan fosil, masyarakat masih mengenal fosil dengan sebutan Balung Buto. Fosil seperti yang secara ilmiah oleh Koenigswald disebut sebagai fosil yang bisa memecahkan misteri “Missing Link”. Berbekal penelitian van Es yang berhasil menyusun peta Geologi Sangiran, Koenigswald memulai penelitiannya di Sangiran. Dengan bekal peta Geologi tersebut, mulailah Koenigswald melakukan penelitiannya guna menjawab permasalahan pelik dunia ilmu pengetahuan kala itu. (Wiwit Hermanto)