Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadakan kegiatan Studi Lapangan dengan tema “Kunjungan Situs Sangiran”. Kunjungan ini dengan mengunjungi Museum Manusia Purba Sangiran pada 4 museum klaster dan 1 museum lapangan pada hari Selasa, 14 Maret 2023.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memenuhi mata kuliah evolusi untuk mahasiswa semester IV. Peserta adalah mahasiswa mata kuliah evolusi sebanyak 94 mahasiswa/i beserta 4 orang dosen pembimbing. Kegiatan kunjungan ke Museum Manusia Purba Sangiran merupakan program tahunan Prodi Pendidikan Biologi UNY dalam mata kuliah evolusi. Pemberian materi pembelajaran mengenai evolusi Manusia Purba dan lingkungannya di Sangiran dilaksanakan dengan tujuan sebagai sarana aktif bagi para mahasiswa dalam memperdalam materi kuliah yang diperoleh selama di kelas.
Kunjungan mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi UNY bekeliling pada 4 museum klaster dan 1 museum lapangan. Kelima museum ini memiliki tema yang berbeda-beda. Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan merupakan pusat kunjungan yang memberikan informasi umum tentang Situs Sangiran, Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran mengambil tema evolusi makhluk hidup, Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Ngebung menyajikan sejarah penelitian saat Situs Sangiran pertama kali didatangi peneliti asing. Museum Manusia Purba Klaster Dayu mengambil tema sebagai lokasi penemuan hasil budaya manusia berusia 1,2 juta tahun silam. Museum Lapangan Manyarejo merupakan apresiasi penelitian yang telah dilakukan para peneliti yang bekerjasama dengan masyarakat.
Selain berkeliling museum, rombongan Prodi Pendidikan Biologi UNY diajak menonton film dokumenter. Tidak lupa sebagai tambahan bahan pustaka guna melengkapi koleksi perpustakaan.
Pengalaman kunjungan ke Museum Sangiran ini diharap dapat memberi pengalaman tambahan yang sangat berharga bagi para mahasiswa peserta perkuliahan dalam memahami evolusi biologis makhluk hidup dari masa ke masa. Serta dapat meningkatkan kesadaran peserta untuk turut mengembangkan keilmuan evolusi di tanah air. (Wiwit Hermanto)