Rombongan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Smaratungga Boyolali berjumlah 36 orang yang terdiri dari mahasiswa dan dosen pembimbing berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan pada Jumat, 24 Juni 2016. Tujuan rombongan ini adalah untuk melakukan observasi dalam mata kuliah Sejarah Perkembangan Agama Buddha di Indonesia. Dalam mata kuliah sejarah kami mengajarkan juga kepada mahasiswa kami tentang kehidupan prasejarah sehingga berkelanjutan dalam pembelajaran sejarah manusia kemudian berlanjut dengan sejarah agama Buddha ungkap Budi Utomo, S.Ag, M.A. dalam perkenalannya sebelum berkeliling Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Lebih lanjut, Budi mengungkapkan bahwa ilmu prasejarah banyak diungkap oleh Situs Sangiran dan ini menjadi latar belakang kedatangan rombongan ke Sangiran.
Dari pertanyaan dan diskusi yang terjadi, para mahasiswa penasaran dengan ukuran fauna yang ada di Sangiran pada 2 juta tahun yang lalu. Ada juga yang masih penasaran akan potensi yang dimiliki Situs Sangiran, mengapa Sangiran menjadi tujuan peneliti dalam penelitian prasejarah dan berbagai pertanyaan yang bersumber pada penasaran yang ada dalam pikiran mereka.
Rombongan menjadi yakin dengan jawaban dari pertanyaan mereka saat diskusi setelah berkeliling rang pamer Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Mereka membuktikan begitu besarnya ukuran hewan yang ada di Sangiran, begitu kayanya Sangiran akan ilmu pengetahuan dan berbagai pertanyaan yang sebelumnya mengganggu dalam benak mereka.
Kunjungan ke Sangiran ini, menjadikan rombongan dari STIAB Smaratungga Boyolali menjadi lebih terbuka wawasannya dengan belajar langsung ke lapangan menyaksikan bukti-bukti prasejarah yang tersaji di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Bukti kekayaan prasejarah yang tersisa dan ditemukan di Bumi Sangiran. (Wiwit Hermanto)