Penyebaran pengetahuan dan informasi melalui museum yang ditujukan kepada kelompok disabilatas menjadi salah satu perhatian dari BPSMP Sangiran sehingga pada tahun ini melaksanakan kajian guna memberi rekomendasi terkait hal tersebut. Dalam memberikan rekomendasi terkait akses atau fasilitas bagi kelompok disabilitas ini, dilakukan dengan pengumpulan data di berbagai museum yang sudah memberikan akses atau fasilitas bagi kelompok disabilitas.
Pengumpulan data pada kajian ini diawali di Museum Sonobudoyo dan Museum Gunung Merapi di Yogyakarta. Kali ini pada tanggal 4-6 November 2020, dilakukan pengumpulan data di Museum Ranggawarsita, Semarang.
“Pengumpulan data kajian akses untuk kelompok disabilitas di Museum Ranggawarsita dengan tujuan mencari data fasilitas atau akses kelompok disabilitas yg di sediakan di museum”, jelas M. Mujiburrohman selaku edukator BPSMP Sangiran.
Dengan pengumpulan data yang dilakukan ini diharap dapat membantu pengambilan keputusan dalam memberikan akses bagi kelompok disabilitas yang berkunjung di Museum Manusia Purba Sangiran. Dapat memberikan berbagai pengembangan museum ke depannya khususnya bagi pengunjung kelompok disabilitas.
Upaya untuk mengumpulkan data ini dengan berkoordinasi dengan pihak Museum Ranggawarsita. Kedatangan tim kajian Akses Kelompok disabilitas ke Museum Ranggawarsita diterima baik dan disampaikan berbagai upaya yang dilakukan untuk memberi fasilitas atau akses bagi kelompok disabilitas.
Pihak Museum Ranggawarsita mengungkapkan bahwa fasilitas atau akses kelompok disabilitas masih kurang sehingga ke depan perlu dilakukan peningkatan.
Pengunjung kelompok disabilitas masih bisa berkeliling museum tapi masih terbatas di lantai 1 saja karena untuk menuju lantai 2 belum ada fasilitas bagi kelompok disabilitas. Hal ini terkait kendala anggaran dan juga gedung museum yang tidak menunjang untuk memberikan fasilitas atau akses bagi kelompok disabilitas.
Terjadi berbagai diskusi antara tim dengan pihak Museum Ranggawarsita dalam hal fasilitas atau akses bagi kelompok disabilitas. Hal ini dirasa sangat penting bagi pengumpulan informasi yang dilakukan oleh tim, mendapat masukan dan berbagai informasi dari berbagai pihak dalam rangka menyiapkan rekomendasi bagi fasilitas atau akses bagi kelompok disabilitas. Dalam kesempatan ini, tim diperkenankan berkeliling Museum Ranggawarsita yang hingga saat ini masih tutup.
Dengan informasi dan berbagai data yang berhasil dikumpulkan ini diharap mampu menjadi salah satu bagian dalam memberikan dukungan bagi pengunjung kelompok disabilitas yang akan berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran. Menjadi sebuah awalan bagi penyebaran informasi melalui museum bagi kelompok disabilitas yang ingin menggali informasi dan pengetahuan di museum. (Wiwit Hermanto)