Penelitian Koenigswald dan Keberhasilan Merubah Perilaku Masyarakat Sangiran

0
853
Keberlanjutan Penelitian Pasca

Situs Sangiran menyimpan fosil-fosil manusia (dengan budayanya) dan binatang purba, selain juga menyimpan stratigrafi tanah yang mengisahkan kehidupan masa lalu. Hal ini menarik perhatian para ahli untuk mengadakan penelitian secara mendetail.
Penelitian di Situs Sangiran diawali oleh Eugene Dubois, seorang dokter ahli bedah dari Belanda yang tertarik mendalami paleoantropologi. Pada waktu itu Dubois sedang berusaha mencari fosil makhluk peralihan antara kera dan manusia yang menurut perkiraannya hidup subur di daerah tropis. Dubois kurang beruntung, tidak mendapatkan yang dicarinya.
Penelitian Dubois kemudian dilanjutkan oleh von Koenigswald yang lebih beruntung dengan memperoleh temuan alat batu yang pertama di wilayah tersebut. Tahun 1934 dia menemukan sejumlah alat serpih-bilah di puncak sebuah bukit di dekat Desa Ngebung. Berdasarkan konsentrasi mayoritas dari alat serpih-bilah tersebut maka von Koenigswald menciptakan istilah “Industri serpih-bilah Sangiran” (Sangiran Flakes Industry).
Tahun 1936, von Koenigswald mendapat temuan yang menakjubkan berupa fosil tempurung kepala manusia purba yang sejenis dengan temuan Dubois di Trinil. von Koenigswald menyebutnya Pithecanhropus II (karena sebutan Pithecanthropus I dia berikan kepada temuan Dubois dari Trinil). Berkat temuannya ini maka sebagian teka-teki sekitar keberadaan manusia Jawa mulai terjawab.
Penelitian yang dilakukan oleh von Koenigswald dan diikuti oleh beberapa peneliti asing mengubah persepsi masyarakat yang tinggal di Situs Sangiran. Persepsi tentang benda cagar budaya (fosil) yang awalnya dianggap sebagai Balung Buto yang dikisahkan secara turun temurun. Mitos Balung Buto ini dianggap masyarakat sebagai benda keramat, penyembuh penyakit dan bermakna magis, namun sejak masuknya von Koenigswald dan diikuti oleh beberapa peneliti asing berubah menjadi benda bernilai ekonomis. Perubahan ini terjadi karena jika masyarakat menemukan fosil dan diserahkan pada Koenigswald akan mendapat imbalan.
Kedatangan von Koenigswald membawa perubahan persepsi masyarakat yang pada akhirnya membuat perubahan perilaku masyarakat yang mulai melakukan perburuan fosil. Perubahan perilaku masyarakat tersebut terjadi karena pengaruh budaya luar dan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup. (Wiwit Hermanto)