Museum memiliki peran besar untuk mengedukasi masyarakat dan menjadi pusat informasi kebesaran masa lalu bangsa. Informasi tersebut perlu disampaikan pada masyarakat selain juga untuk merubah paradigma museum yang hanya sebagai tempat yang tidak menarik, sebagai tempat penyimpanan barang tak berguna, kuno, dan membosankan. Paradigma itu harus diubah guna menjalankan peran museum sebagai tempat ilmu pengetahuan serta berkumpulnya berbagai sumber informasi yang berguna dalam menjalankan masa depan.
Untuk melaksanakan hal itu, perlu dilakukan berbagai terobosan guna mendekatkan museum dengan masyarakat. Dalam mengedukasi, khusus bagi generasi milenial, museum harus berani mendekati dengan cara yang disukai milenial. Salah satu cara itu adalah dengan mengadakan mural yang merupakan salah satu hal yang disenangi generasi milenial.
Dahulu, mural menjadi sarana mengkritik berbagai masalah sosial melalui gambar dan tulisan tetapi sekarang dimanfaatkan sebagai media mempercantik interior yang banyak dimanfaatkan di tempat-tempat publik. Pengertian mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Melalui mural, generasi milenial banyak menggambarkan berbagai hal yang ada disekitar mereka.
Dengan kenyataan itu, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM) mencoba mendobrak pendekatan lama, “Museum harus menjumpai pengunjung, bukan lagi menunggu pengunjung. Kami mulai mendekatkan museum dengan generasi milenial. jelas Safei selaku Kasi Pengembangan Museum Direktorat PCBM”.
Salah satu cara mendekati kaum milenial yang dilakukan Direktorat PCBM adalah dengan mural, mengajak generasi milenial mengenal museum dengan gambar dan tulisan melalui mural. Dalam rangka memeriahkan Museums Go to Campus di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang dihelat 26-30 Agustus 2019, Direktorat PCBM menyelenggarakan Mural Bersama pada hari Rabu, 28 Agustus 2019.
“Kegiatan Mural Bersama ini kami menggandeng komunitas mural di kampus dengan tema Museum dan Koleksi. Peserta diajak “mencoret-coret” nanti akan dilanjutkan oleh komunitas mural sehingga jadi bagus dan sesuai tema yang kami berikan”, jelas Safei.
Dengan kerja keras sejak pagi hingga sore, akhirnya terlihat hasil yang memuaskan. Tergambar tema yang diinginkan, museum beserta koleksinya tergambar. Ini merupakan sebuah pesan bagi peserta Mural Bersama maupun pengunjung MGtC yang ingin melihat dan berperan mencoretkan warna pada tempat yang disediakan panitia. Sebuah langkah mengajak generasi milenial untuk mengenal museum dan kemudian dekat dengan museum dengan koleksinya. (Wiwit Hermanto)